Laman

Minggu, 30 Juli 2017

CARA MENGENAL ALLAH

Setiap yang ada pasti dapat dikenal dan hanya yang tidak ada yang tidak dapat dikenal. Karena Allah adalah zat yang wajib al-wujud yaitu zat yang wajib adanya, tentulah Allah dapat dikenal, dan kewajiban pertama bagi setiap muslim adalah terlebih dahulu mengenal kepada yang disembahnya, barulah ia berbuat ibadah sebagimana sabda Nabi :
أَوَلُ الدِّيْنِ مَعْرِفَةُ اللهِ
Artinya: “Pertama sekali di dalam agama ialah mengenal Allah
Kenallah dirimu, sebagaimana sabda Nabi SAW
مَنْ عَرَفَ نَفْسَهُ فَقَدْ عَرَفَ رَبَّهُ وَمَنْ عَرَفَ رَبَّهُ فَسَدَ جَسَدَهُ
Artinya: “Barangsiapa yang mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya, dan barangsiapa yang mengenal Tuhannya maka binasalah (fana) dirinya.
Lalu diri mana yang wajib kita kenal? Sungguhnya diri kita terbagi dua sebagaimana firman Allah dalam surat Luqman ayat 20 :
وَأَسْبَغَ عَليْكُمْ نِعَمَهُ ظَهِرَةً وَبَاطِنَةً
Artinya : Dan Allah telah menyempurnakan bagimu nikmat zahir dan nikmat batin.
Jadi berdasarkan ayat di atas, diri kita sesungguhnya terbagi dua:
1. Diri Zahir yaitu diri yang dapat dilihat oleh mata dan dapat diraba oleh tangan.
2. Diri batin yaitu yang tidak dapat dipandang oleh mata dan tidak dapat diraba oleh tangan, tetapi dapat dirasakan oleh mata hati. Adapun dalil mengenai terbaginya diri manusia
Karena sedemikian pentingnya peran diri yang batin ini di dalam upaya untuk memperoleh pengenalan kepada Allah, itulah sebabnya kenapa kita disuruh melihat ke dalam diri (introspeksi diri) sebagimana firman Allah dalam surat az-Zariat ayat 21:
وَفِى اَنْفُسِكُمْ اَفَلاَ تُبْصِرُوْنَ
Artinya : Dan di dalam diri kamu apakah kamu tidak memperhatikannya.
Allah memerintahkan kepada manusia untuk memperhatikan ke dalam dirinya disebabkan karena di dalam diri manusia itu Allah telah menciptakan sebuah mahligai yang mana di dalamnya Allah telah menanamkan rahasia-Nya sebagaimana sabda Nabi di dalam Hadis Qudsi :
بَنَيْتُ فِى جَوْفِ اِبْنِ آدَمَ قَصْرًا وَفِى الْقَصْرِ صَدْرً وَفِى الصَّدْرِ قَلْبًا وَفِى الْقَلْبِ فُؤَادً وَفِى الْفُؤَادِ شَغْافًا وَفِى الشَّغَافِ لَبًّا وَفِى لَبِّ سِرًّا وَفِى السِّرِّ أَنَا (الحديث القدسى)
Artinya: “Aku jadikan dalam rongga anak Adam itu mahligai dan dalam mahligai itu ada dada dan dalam dada itu ada hati (qalbu) namanya dan dalam hati (qalbu) ada mata hati (fuad) dan dalam mata hati (fuad) itu ada penutup mata hati (saghaf) dan dibalik penutup mata hati (saghaf) itu ada nur/cahaya (labban), dan di dalam nur/cahaya (labban) ada rahasia (sirr) dan di dalam rahasia (sirr) itulah Aku kata Allah”. (Hadis Qudsi)
Bagaimanakah maksud hadis ini? Tanyalah kepada ahlinya, yaitu ahli zikir, sebagaimana firman Allah dalam surat an-Nahal ayat 43 :
فَاسَئَلُوْا أَهْلَ الذِّكْرِ اِنْ كُنْتُمْ لاَتَعْلَمُوْنَ
Artinya: “Tanyalah kepada ahli zikrullah (Ahlus Shufi) kalau kamu benar-benar tidak tahu.”
Karena Allah itu ghaib, maka perkara ini termasuk perkara yang dilarang untuk menyampaikannya dan haram pula dipaparkan kepada yang bukan ahlinya (orang awam), seabagimana dikatakan para sufi:
وَلِلَّهِ مَحَارِمٌ فَلاَ تَهْتَكُوْهَا
Artinya: “Bagi Allah itu ada beberapa rahasia yang diharamkan membukakannya kepada yang bukan ahlinyah”.
Nabi juga ada bersabda :
وَعَائِيْنِ مِنَ الْعِلْمِ اَمَّا اَحَدُ هُمَا فَبَشَتْتُهُ لَكُمْ وَاَمَّااْلأَخِرُ فَلَوْبَثَتْتُ شَيْئًا مِنْهُ قَطَعَ هَذَالْعُلُوْمَ يَشِيْرُ اِلَى حَلْقِهِ
Artinya: “Telah memberikan kepadaku oleh Rasulullah SAW dua cangkir yang berisikan ilmu pengetahuan, satu daripadanya akan saya tebarkan kepada kamu. Akan tetapi yang lainnya bila saya tebarkan akan terputuslah sekalian ilmu pengetahuan dengan memberikan isyarat kepada lehernya.
اَفَاتُ الْعِلْمِ النِّسْيَانُ وَاِضَاعَتُهُ اَنْ تَحَدَّثْ بِهِ غَيْرِ اَهْلِهِ
Artinya : “Kerusakan dari ilmu pengetahuan ialah dengan lupa, dan menyebabkan hilangnya ialah bila anda ajarkan kepada yang bukan ahlinya.”
Adapun tentang Ilmu Fiqih atau Syariat Nabi bersabda:
بَلِّغُوْا عَنِّى وَلَوْ اَيَةً
Artinya: “Sampaikanlah oleh kamu walau satu ayat saja”.
Adapun Ilmu Fiqih tidak boleh disembunyikan, sebagaimana sabda Nabi SAW:
مَنْ كَتَمَ عِلْمًا لِجَمِّهِ اللهِ بِلِجَامٍ مِنَ النَّارِ
Artinya: “Barangsiapa yang telah menyembunyikan suatu ilmu pengetahuan (ilmu syariat) akan dikekang oleh Allah ia kelak dengan api neraka”.
Adapun ilmu hakikat atau ilmu batin memang tidak boleh disiar-siarkan kecuali kepada orang yang menginginkannya. Memberikan dan mengajarkan ilmu hakikat kepada yang bukan ahlinya ditakuti jadi fitnah disebabkan pemikiran otak sebahagian manusia ini tidak sampai mendalami ke lubuk dasarnya yaitu ilmu Allah Ta’ala. Ibarat kayu di hutan tidak sama tingginya, air di laut tidak sama dalamnya, dan tanah di bumi tidak sama ratanya, demikian halnya dengan manusia. Maka ahli Zikir (ahlus Shufi) inilah yang mendekati maqam wali-wali Allah yang berada di bawah martabat para nabi dan rasul. Inilah makna tujuan Allah memerintahkan supaya bertanya kepada ahli Zikir, karena ahli Zikir adalah orang-orang yang senantiasa hati dan pikirannya selalu ingat kepada Allah serta senantiasa mendapat bimbingan ilham dari Allah SWT.
Oleh karena itu, agar kita dapat mengenal Allah, maka kita harus mempunyai pembimbing rohani atau mursyid. Tentang hal ini Abu Ali ats-Tsaqafi bertaka, “seandainya seseorang mempelajari semua jenis ilmu dan berguru kepada banyak ulama, maka dia tidak sampai ke tingkat para sufi kecuali dengan melakukan latihan-latihan spiritual bersama seorang syeikh yang memiliki akhlak luhur dan dapat memberinya nasehat-nasehat. Dan barang siapa yang tidak mengambil akhlaknya dari seorang syeikh yang melarangnya, serta memperlihatkan cacat-cacat dalam amalnya dan penyakit-penyakit dalam jiwanya, maka dia tidak boleh diikuti dalam memperbaiki muamalah”.
Namun tidaklah ilmu pengenalah kepada Allah ini diperoleh dengan mudah begitu saja seperti mempelajari ilmu syari’at, karena ada satu syarat yang paling utama yang harus dilakukan terlebih dahulu yaitu mengambil ilmu ini dengan dibai’at oleh seorang mursyid yang kamil mukamil yang masuk dalam rantai silsilah para syeikh tarekat sufi yang bersambung-sambung sampai kepada Rasulullah SAW. Oleh karena itu jalan satu-satunya bagi kita untuk dapat mengenal Allah adalah dengan mempelajari ilmu tarekat di bawah bimbingan seorang mursyid.
Tanya : Mengapa hati memegang peran penting di dalam mengenal Allah?
Jawab : Bila kita sebut nama hati, maka hati yang dimaksud di sini bukanlah hati yang merah tua seperti hati ayam yang ada di sebelah kiri yang dekat jantung kita itu. Tetapi hati ini adalah alam ghaib yang tak dapat dilihat oleh mata dan alat panca indra karena ia termasuk alam ghaib (bersifat rohani). Tiap-tiap diri manusia memiliki hati sanubari, baik manusia awam maupun manusia wali, begituja para nabi dan rasul. Pada hati sanubari ini terdapat sifat-sifat jahat (penyakit hati), seperti : hasad, dengki, loba, tamak, rakus, pemarah, bengis, takbur, ria, ujub, sombong, dan lain-lain. Tetapi bilamana ia bersungguh-sungguh di dalam tarekatnya di bawah bimbingan mursyidnya, maka lambat laun hati yang kotor dan berpenyakit tadi akan bertukar bentuknya dari rupa yang hitam gelap pekat menjadi bersih putih dengan mengikuti kegiatan suluk atau khalwat secara kontinyu. Manakala hati yang hitam tadi telah berubah menjadi putih bersih, barulah ia memberikan sinar. Hati yang putih bersih bersinar itulah yang dinamakan atau disebut juga dengan diri yang batin.
Seumpama kita bercermin di depan kaca, maka kita tidak akan dapat melihat apa yang ada dibalik cermin selain muka kita, karena terhalang oleh cat merah yang melekat disebaliknya. Tetapi bila cat merah itu kita kikis habis, maka akan tampaklah di sebaliknya bermacam-macam dan berlapis-lapis cermin hingga sampai menembus ke alam Nur, alam Jabarut, alam Lahut, hingga alam Hadrat Hak Allah Ta’ala.
Itulah sebabnya bila kita hanya baru sebatas mengenal hati sanubari saja, maka yang kita lihat hanya diri kita saja, sebab ditahan oleh cat merah tadi, yaitu sifat-sifat jahat seperti: takabbur, ria, ujub, dengki, hasad, pemarah, loba, tamak, rakus, cinta dunia, dan berbagai penyakit hati lainnya. Tetapi bila mana cat merah itu telah terkikis habis, barulah ia akan menyaksikan alam yang lebih tinggi dan mengetahuilah ia segala rahasia termasuk dirinya dan hakikatnya dan juga alam seluruhnya dan akhirnya mengenallah ia akan Tuhannya. Itulah sebabnya para wali-wali Allah itu lahir dari para sufi yaitu orang-orang yang telah berhasil membersihkan hatinya dengan bantuan mursyidnya pada zahir sedang pada hakikatnya dengan qudrat dan iradat Allah Ta’ala. Di sinilah terletak wajibnya mengenal diri untuk jalan mengenal Allah.
ILMU HATI (ILMU TAREKAT)
Hati memegang peranan penting bagi manusia. Baik dan buruknya seseorang ditentukan oleh hati sebagaimana Hadis Nabi:
...اَلاَوَاِنَّ فِى الْجَسَدِ مُدْغَةً اِذَاصَلُحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَاِذَافَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ آلآوَهِيَ الْقَلْبُ
“Ingatlah bahwa di dalam tubuh itu ada segumpal darah, bila ia telah baik maka baiklah sekalian badan.Dan bila ia rusak, maka rusaklah sekalian badan. Dan bila ia rusak maka binasalah sekalian badan, itulah yang dikatakan hati”.
Demikianlah pentingnya peranan hati bagi manusia, oleh sebab itu manusia wajib menjaga kesucian hatinya. Adapun yang menjadi penyebab kotornya hati manusia itu adalah disebabkan berbagai penyakit yang terdapat padanya sebagaimana dijelaskan oleh firman Allah:
فِى قُلُوْبِهِمْ مَرَضٌ
“Di dalam hati mereka ada penyakit”. (Q.S. 2 Al-Baqarah: 10)
Menurut Syekh Muda Ahmad Arifin terdapat 6666 ayat Al-Qur’an dan 6666 urat di dalam tubuh manusia, demikian halnya dengan hati manusia, ada 6666 penyakit di dalam hati manusia. Dari sekian banyak penyakit yang ada di dalam hati manusia, ada beberapa penyakit hati yang paling berbahaya, di antaranya: hawa nafsu, cinta dunia, loba, tamak, rakus, pemarah, pengiri, dendam, hasad, munafiq, ria, ujub, takabbur. Jadi bila tidak diobati, maka sambungan ayat mengatakan:
فَزَادَهُمُ اللهُ مَرَضًا
“Lalu ditambah Allah penyakitnya”. (Q.S. 2 Al-Baqarah: 10)
Demikianlah bahayanya apabila manusia itu tidak segera membersihkan hatinya, maka Allah akan terus menambah penyakitnya. Oleh sebab itu kewajiban pertama bagi manusia adalah terlebih dahulu ia harus mensucikan hatinya sebagaimana firman Allah:
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّ
“Beruntunglah orang yang mensucikan hatinya dan mengingat Tuhan-Nya, maka didirikannya sembanhyang”. (Q.S. 87 Al-A’la: 14-15)
Dari penjelasan surah Al-A’la di ayat 14 dan 15 di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ada tiga kewajiban yang dibebankan oleh Allah kepada manusia:
Di dalam surah Al-A’la ayat 14 Allah menyatakan bahwa orang-orang yang telah mensucikan hatinya sesungguhnya telah memperoleh keberuntungan. Lalu dibenak kita timbul beberapa pertanyaan:
- Apa yang dimaksud dengan hati yang bersih?
- Bagaimana cara membersihkan hati?
- Mengapa orang yang mensucikan hatinya disebut orang yang beruntung?
- Apa keuntungan yang diperoleh oleh orang yang telah mensucikan hatinya?
Pertama, apa yang dimaksud dengan hati yang bersih? Menurut Syekh Muda ahmad Arifin yang dimaksud dengan hati yang bersih yaitu tidak ada di dalam hati itu selain Allah. Artinya seseorang yang disebut hatinya bersih adalah orang yang senantiasa selalu mengingat Allah. Itulah sebabnya para sufi berkata:
قَلْبُ الْمُؤْمِنِيْنَ بَيْتُ اللهُ
“Hati orang mukmin itu adalah rumah Allah”.
Kedua, bagaimana cara membersihkan hati? Menurut Syekh Muda Ahmad Arifin satu-satunya cara membersihkan hati yaitu dengan mempelajari ilmu hati. Ilmu hati ini lazim disebut dengan beberapa nama di antaranya: ilmu batin, ilmu hakikat, ilmu tarekat. Menurutnya tujuan mempelajari ilmu hati adalah untuk mengenal Allah, sebab hati merupakan sarana yang telah ditetapkan oleh Allah untuk dapat menyaksikan-Nya sebagaimana firman Allah:
مَاكَذَبَ الْفُؤَادُ مَارَآى
“Tidak dusta apa yang telah dilihat oleh mata hati”.(Q.S. An-Najm: 11)
Jadi hanya dengan mempelajari ilmu hatilah kita baru dapat mengenal Allah. Apabila kita telah dapat mengenal Allah, barulah kita dapat mengingat-Nya. Dan mengingat Allah merupakan satu-satunya cara untuk membersihkan hati sebagaimana Hadis Nabi:
لِكُلِّ شَيْءٍ صَقَلَةٌ وَصَقَلَةُ الْقَلْبُ ذِكْرُاللهُ
“Segala sesuatu ada alat pembersihnya dan alat pembersih hati yaitu mengingat Allah”.
Ketiga, mengapa orang yang mensucikan hatinya disebut orang yang beruntung? Menurut Syekh Ahmad Arifin penyebab Allah menyebut orang-orang yang telah mensucikan hatinya sebagai orang-orang yang beruntung adalah disebabkan karena sesungguhnya hanya orang-orang yang telah mensucikan hatinyalah yang dapat mengenal Allah. Menurut al-Ghazali hati manusia berfungsi sebagai cermin yang hanya bisa menangkap cahaya ghaib (Allah) apabila tida tertutup oleh kotoran-kotoran keduniaan. Sesungguhnya hanya orang-orang yang telah mensucikan hatinyalah yang dapat mengenal Allah dan merekalah yang disebut sebagai orang-orang yang beruntung.
Keempat, apa keuntungan yang diperoleh oleh orang yang telah mensucikan hatinya? Menurut Syekh Muda Ahmad Arifin keuntungan yang diperoleh oleh orang yang telah mensucikan hatinya adalah dapat mengenal Tuhannya. Itulah sebabnya Allah berfirman:
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّهَا وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّهَا
“Beruntunglah orang yang telah mensucikan hatinya dan merugilah orang yang telah mengotorinya”. (Q.S. 91 As-Syamsi: 9-10)
Itulah sebabnya pada ayat di atas Allah memuji orang-orang yang telah mensucikan hatinya, sebab hanya orang-orang yang telah mensucikan hatinya yang dapat mengenal Allah. Adapun orang-orang yang mengotorinya adalah orang-orang yang merugi, karena sesungguhnya orang-orang yang hatinya kotor tidak akan pernah dapat mengenal Tuhannya.
Kewajiban yang kedua adalah mengingat Allah, sebab mustahil kita dapat mengingat Allah kalau kita belum mengenal-Nya dan mustahil kita dapat mengenal-Nya kalau kita belum pernah berjumpa. Dan mustahil kita dapat berjumpa dengan Allah tanpa terlebih dahulu menyertakan diri dan belajar kepada orang yang telah dapat beserta Allah. Itulah sebabnya Nabi memerinthakan kepada kita agar menyertakan diri kepada orang yang telah serta Allah sebagaimana sabda Nabi:
كُنْ مَعَ اللهُ وَاِنْ لَمْ تَكُنْ مَعَ اللهِ فَكُنْ مَعَ مَنْ كَانَ مَعَ اللهِ فَإِنَّهُ يُوْصِلُكَ اِلَى اللهِ
“Sertakanlah kepada Allah, apabila kamu tidak dapat beserta Allah maka sertakanlah dirimu kepada orang yang telah serta Allah, maka ia akan mengenalkan kamu kepada Allah”.
Berdasarkan Hadis di atas, maka kewajiban pertama bagi manusia adalah mencari guru (wasilah) agar ia dapat memperoleh pengenalan kepada Tuhannya. Setelah manusia itu dapat mengenal Allah maka kewajiban kedua baginya adalah mengingat Tuhan-Nya.
Shalat merupakan tiang agama yang dilaksanakan apabila kita telah melaksanakan kewajiban pertama dan kedua, sebab tujuan shalat adalah untuk mengingat-Nya sebagaimana firman Allah:
اِنَّنِى أَنَااللهُ لاَإِلَهَ اِلاَّ أَنَا فَاعْبُدْنِى وَأَقِمِ الصَّلَوةَ لَذِكْرِى
“Sesungguhnya Aku inilah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku”. (Q.S. 20 Thaha: 14)
Firman Allah di atas senada dengan firman Allah pada surat Al-A’la ayat 14 dan 15 yang telah diuraikan sebelumnya. Untuk mengetahui secara jelas persamaan makna yang terdapat pada kedua ayat tersebut penulis akan menguraikan kalimat perkalimat pada surat Thaha ayat 14 serta membandingkannya dengan surat Al-A’la ayat 14.
Pertama, pada bagian awal surat Thaha ayat 14 Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku ini Allah”.Bila kita menganalisis firman Allah tersebut maka dapatlah kita ketahui bahwa sesungguhnya Allah itu ingin dikenal. Firman Allah pada surat Thaha tersebut senada dengan firman Allah pada surat Al-A’la ayat 14: “Beruntunglah orang-orang yang mensucikan hatinya”. Makna beruntung pada ayat ini adalah bahwa keuntungan yang diperoleh oleh orang-orang yang mensucikan hatinya adalah dapat mengenal Allah. Bahkan bila kita analisis lebih jauh selain memiliki persamaan makna, kedua ayat tersebut juga memiliki kaitan di mana ayat yang satu berfungsi sebagai penjelas bagi yang lain. Pada surah Thaha Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku ini Allah”. Ayat tersebut mengintruksikan kepada manusia kewajiban untuk mengenal Allah. Pada surah al-A’la ayat 14 Allah berfirman: “Beruntunglah orang-orang yang mensucikan hatinya”. Pada ayat ini Allah memuji orang-orang yang mensucikan hatinya, sebab hanya orang-orang yang mensucikan hatinyalah yang dapat mengenal Allah dan merekalah yang dinyatakan Allah sebagai orang-orang yang beruntung. Dari uraian singkat di atas dapat disimpulkan bahwa firman Allah pada surat Thaha ayat 14 keduanya mengindikasikan bahwa kewajiban pertama bagi manusia adalah terlebih dahulu mensucikan hatinya agar ia dapat mengenal Tuhannya.
Kedua, pada bagian tengah surat Thaha Allah berfirman: “Tiada Tuhan selain Aku”. Bila kita analisis firman Allah di atas, maka dapat kita ketahui bahwa maksud yang terkandung di dalamnya adalah perintah untuk mengingat-Nya, sebab kalimat “Tiada Tuhan selain Allah”, bermakna tidak ada yang boleh diingat selain Allah. Firman Allah pada surat al-A’la ayat 15: “Dan mengingat Tuhannya”. Dari uraian singkat di atas dapat disimpulkan bahwa kewajiban yang kedua bagi manusia adalah mengingat Tuhannya.
Ketiga, pada bagian akhir surat Thaha Allah berfirman: “Sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku”. Bila kita analisis pada ayat di atas bahwa printah sembah datang setelah terlebih dahulu Allah memerintahkan untuk mengenal dan mengingatnya. Perintah sembah tersebut diwujudkan dengan mendirikan shalat yang tujuannya adalah untuk mengingat-Nya. Firman Allah tersebut senada dengan firman Allah pada surat al-A’la ayat 15: “Maka dirikanlah shlalat”. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa kedua ayat tersebut sama-sama mengindikasikan bahwa shalat merupakan kewajiban ketiga.
Dari penjelasan di atas dapatlah kita ketahui mengapa para sufi menaruh perhatian besar terhadap hati (qalb) dan menempatkan shalat sebagai kewajiban ketiga. Karena sesungguhnya perintah shalat itu diterima setelah terlebih dahulu Jibril mensucikan hati Nabi Muhammad sebelum ia menghadap Allah. Sebab Allah itu tidak dapat dilihat oleh mata kepala Nabi Muhammad tetapi hanya dapat dilihat oleh mata hati Nabi Muhammad. Oleh sebab itu sebelum Nabi Muhammad berjumpa dengan Allah, terlebih dahulu Jibril mensucikan hatinya, agar nur yang ada di dalam mata hatinya itu dapat memancar, sebab dengan nur itulah Nabi Muhammad dapat menyaksikan Allah. Itulah sebabnya di dalam surah al-Isra’ ayat 1 Allah menggunakan kalimat Maha Suci, sebab Allah itu Maha Suci dan hanya dapat dilihat oleh hamba-hamba-Nya apabila mereka telah mensucikan hati mereka.
Adapun makna Jibril mensucikan hati Nabi Muhammad menurut Syekh Muda Ahmad Arifin pada hakikatnya adalah sesungguhnya Malaikat Jibril menyampaikan pengenalan kepada Allah dalam istilah ilmu tarekat lazim disebut dengan bai’at. Praktik bai’at yang diterima oleh Nabi dari gurunya Malaikat Jibril diteruskan kepada Ali ibn Abi Thalib dan praktik seperti ini terus berlanjut dari guru ke murid dalam rangkaian silsilah hingga saat ini. Praktik bai’at yang diterapkan di kalangan ahli tarekat sesungguhnya mengacu pada pola yang dilaksanakan oleh Nabi. Jadi berdasarkan tradisibai’at inilah muncul istilah bahwa “Barangsiapa yang tidak mempunyai syekh maka gurunya adalah setan”sebab Nabi sendiri tidak dapat mengenal Allah tanpa berguru kepada Malaikat Jibril, apalagi kita sebagai manusia biasa yang hina dan dhaif yang tidak mempunyai kedudukan apa-apa di sisi Allah maka mustahil dapat mengenal Allah tanpa guru. Oleh sebab itu Nabi bersabda:
“ilmu itu ada dua macam, adapun ilmu batin yang di dalam hati itu jauh lebih bermanfaat”.
Dari penjelasan Hadis di atas dapatlah kita ketahui bahwa tidak hanya para sufi yang menaruh perhatian besar terhadap hati, bahkan Nabi sendiri lewat Hadisnya secara tegas menyatakan keutamaan ilmu hatilah manusia dapat mengenal Allah.
Menurut Syekh Ahmad Arifin kekeliruan umat Islam saat ini adalah tidak mau mempelajari ilmu hati dan lebih mengutamakan ilmu syari’at. Oleh sebab itu menurutnya mayoritas umat Islam saat ini tidak mengenal yang mereka sembah dan sesungguhnya mereka berada dalam kesesatan yang nyata sebagaimana firman Allah:
فَوَيْلٌ لِلْقَسِيَةِ قُلُوْبُهُمْ مِنْ ذِكْرِاللهِ أُلَئِكَ فِى ضَلَلٍ مُّبِيْنٍ
“Maka celakalah bagi orang yang hatinya tidak dapat mengingat Allah, mereka itu dalam kesesatan yang nyata”. (Q.S. 39 az-Zumar: 22)
Demikianlah celaan Allah terhadap orang-orang yang tidak dapat mengingat-Nya, yang kesemuanya itu disebabkan karena mereka tidak mempelajari soal hati. Namun kebanyakan umat Islam saat ini tidak tahu kalau mereka itu tidak tahu. Mereka menganggap bahwa amal ibadah mereka dapat diterima oleh Allah SWT, karena merasa bahwa tauhid mereka telah sempurna, padahal sesungguhnya mereka berada dalam kesesatan yang nyata. Sesungguhnya orang-orang yang bertauhid si sisi Allah adalah orang-orang yang telah mempelajari ilmu hati. Sebab hanya dengan mempelajari ilmu hatilah kita baru dapat mengenal Allah. Jadi sesungguhnya orang-orang yang tidak mempelajari ilmu hati adalah orang-orang yang bertauhid di sisi manusia tetapi sesungguhnya kafir di sisi Allah, sebab tauhid mereka hanya di lidah, namun hatinya tidak pernah menyaksikan Allah. Mereka menganggap bahwa dengan mengucap dua kalimah syahadat dan percaya dalam hati berarti telah Islam dan beriman di sisi Allah. Padahal keislaman dan keimanan mereka itu barulah sebatas percaya kepada Allah. Oleh sebab itu orang-orang yang mengabaikan atau tidak mempelajari ilmu hati (ilmu tarekat) sesungguhnya adalah orang-orang yang mengabaikan tauhid.
Dari uraian di atas dapatlah kita ketahui betapa pentingnya mempelajari ilmu hati (ilmu tarekat). Jadi dapat disimpulkan bahwa ilmu tauhid yang sesungguhnya adalah dengan mempelajari ilmu hati (ilmu tarekat).
TUNTUNAN BERZIKIR
Dzikir Syariat : “La Ilaha Illallah” diucapkan berulang2 dgn lisan sampai masuk kedalam hati sehingga lisan/mulut tak berucap lagi, rahasia dzikir ini terdiri dari 12 huruf yg sama maknanya dengan Waktu 12 jam, dzikir ini selalu dikumandangkan oleh para malaikat bumi (Malaikatul Ahyar) ketika ALLAH SWT menciptakan setiap makhlukNYA di muka bumi.Dzikir Tarekat : “ALLAH”ALLAH”ALLAH” diucapkan berulang2 di dalam hati saja dengan pengosongan pikiran fana (hampa) lalu fokus pada nama tadi sehingga nama ALLAH tadi membuat & menciptakan alam bayangan hidup didepan mata anda sendiri, jangan kaget & takut oleh fenomena tersebut karena para jin syetan selalu mengintai anda tetapi berlindunglah Kepada ALLAH SWT yang Maha Menjaga Orang Beriman dgn ayat & doa : audzu billahi minas syathanir rajim…………… La ilaha illallah anta subhanaka inni kuntu minaz zhalimin……….lalu lafazkan… ALLAHU SALAMUN HAFIZHUN WALIYYUN WA MUHAIMIN ( Allah Yang Maha sejahtera, Maha Memelihara, Maha Melindungi lagi Maha Menjaga Hambanya yg beriman).Dzikir Hakikat : “HU”HU”HU (DIA ALLAH) diucapkan dalam hati saja dengan keadaan fana (hampa) melalui perantaraan tarikan Nafas ke dalam sampai ke perut, usahakan perut tetap keras biarpun nafas telah keluar, dalam bahasa ilmu tenaga dalam ini adalah metode pemusatan power lahiriah dari perut, dalam istilah cina yin & yang ini adalah penyembuhan/pengobatan pada diri secara bathiniah dan kesemuanya itu benar adanya karena pusat perut adalah sumber daya energi kekuatan manusia secara lahiriah & bathiniah serta secara hakikat dzikir”HU” sebenarnaya tempatnya pada pusat perut dengan perantaraan cahaya nafas yg sangat berharga pada manusia.Dzikir Ma’rifat : ” HU”AH”-”HU”AH”-HU”AH” atau HU-WAH” (Dia ALLAH Bersamaku”) sebenarnya bunyi dzikir ini sudah perpaduan antara hakikat & ma’rifat, dzikir tersebut dilantunkan dalam hati saja dengan gerakan nafas “HU” masuk kedalam “AH” keluar nafas, pada para sufi (wali Allah) ini adalah dzikir kenikmatan, kecintaan ( Mahabbatullah) yang sangat luas faedah hidayahnya & karomahnya sehinngga dapat menyingkap tabir rahasia2 Allah Swt pada gerakan kehidupan ini.
KENALI JASAD, JIWA, RUH DAN HATI ANDA
Pada umumnya orang hanya mengetahui manusia itu hanya terdiri dari jasad dan ruh. Mereka tidak memahami sesungguhnya manusia terdiri dari tiga unsur , iaitu:
Jasad, Jiwa dan Ruh.
Ini dapat dibuktikan dalam firman Allah Taala surah Shaad (38:71-73) yang bermaksud:
Ingatlah ketika Tuhan MU berfirman kepada malaikat: Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah Ku sempurnakan kejadiannya, maka Ku tiupkan kepadanya Ruh Ku. Maka hendaklah kamu tunduk bersujud kepadanya. Lalu seluruh malaikat itu bersujud semuannya.
Pada ayat yang lain pula, Allah menjelaskan tentang penciptaan jiwa (nafs). Surah Asy Syams (91:7-10) . Firmanya yang bermaksud:
Dan demi nafs (jiwa) serta penyempurnaannya, maka Allah ilhamkan kepada nafs itu jalan ketaqwaaan dan kefasikannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikannya dan sesungguhnnya rugilah orang yang mengotorinya.
Selain itu, Allah juga berfirman dalam Al Quran tentang proses kejadian jasad (jisim). Surah Al Mukminun (23:12-14):
Dan sesungguhnya Kami telah menciptkan manusia dari saripati dari tanah, Kemudian jadilahlah saripati itu air mani yang disimpan dalam tempat yang kukuh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-tulang, lalu tulang-tulang ini Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk berbentuk lain, maka maha suci Allah. Pencipta yang paling baik.
Jasad
Jasad atau jisim adalah angggota tubuh manusia terdiri dari mata, mulut, telinga, tangan, kaki dan lain-lain. Ia dijadikan dari tanah liat yang termasuk dalam derejat paling rendah. Keadaannya dan sifatnya dapat mecium, meraba, melihat. Dari jasad ini timbullah kecenderungan dan keinginan yang disebut Syahwat. Ini dijelaskan dalam Al Quran Surat Ali Imran, yang bermaksud:
Dijadikan indah pada pandangan manusia , merasa kecintaan apa-apa yang dingininya (syahwat) iaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang bertimbun dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatan ternakan dan sawah ladang, Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah tempat sebaik-baik kembali.
Jiwa (Nafs)
Kebanyakan orang mengaitkannya dengan diri manusia atau jiwa. Padahal ianya berkaitan dengan derejat atau kedudukan manusia yang paling rendah dan yang paling tinggi. Jiwa ini memiliki dua jalan iaitu:Menuju hawa nafsu (nafs sebagai hawa nafsu)Menuju hakikat manusia (nafs sebagai diri manusia)
Hawa nafsu. Hawa nafsu lebih cenderung kepada sifat-sifat tercela, yang menyesatkan dan menjauhkan dari Allah. Sebagaimana Allah Taala berfirman surah (Shaad :26) yang bermaksud:
..... dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, kerana ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah
Kaitan hati dan hawa nafsu.
Hati memainkan peranan yang sangat penting dalam diri manusia ia menjadi sasaran utama kepada Syaitan. Syaitan sedaya upaya menutupi hati manusia dari menerima Nur llahi. Sebagaimana sabda Rasulullah yang bermaksud:
Jikalau tidak kerana syaitan-syaitan itu menutupi hati anak Adam, pasti mereka boleh milihat kerajaan langit Allah
Cara syaitan menutupi hati manusia itu dengan cara –cara tertentu iaitu dengan menghidupkan hawa nafsu tercela dan yang membawa ke arah maksiat. Semuanya sudah tersedia berada adalam diri manusia, ianya dikenali dengan nafsu ammarah bissu, nafsu sawiyah dan nafsu lawammah..
Para ahli tasawwuf mengatakan bahawa syaitan (anak iblis) memasuki hati manusia melalui sembilan lubang anggota manusia iaitu dua lubang mata, dua lubang hidung, kedua lubang kemaluan dan lubang mulut. Buta manusia bukan buta biji matanya tetapi buta hatinya sebagaimana bukti yang dijelaskan dalam Firman Allah dalam surah (Al Hajj :46) bermaksud:
Kerana sesungguhnya bukan mata yang buta, tetapi yang buta ialah hati di dalam dada.
Mereka juga mengatakan yang membutakan hati ialah kejahilan atau tidak memahami tentang hakikat perintah Allah SWT. Kejahilan yang tidak segera diubati akan menjadi semakin bertimbun. Allah SWT berfirman dalam surah (Al Baqarah:2-9) yang bermaksud:
Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka yang menipu diri sendiri, sedangkan mereka tidak menyedarinya.
Demikian bahayanya penyakit hati yang dihembuskan syaitan melalui hawa nafsu manusia. Sehingga Rasulullah pernah berpesan setelah kembali dari perang Badar. Beliau bersabda :
Musuhmu yangterbesar adalah nafsymu yang berada di antara kedua lambungmu (Riwayat Al-Baihaki)
Jihad yang paling utama adalah jihad seseorang untuk dirinya dan hawa nafsunya.(Riwayat Abnu An-Najari)
Diri Manusia
Nafs atau jiwa sebagai diri manusia adalah suatu yang paling berharga kerana ia berkaitan dengan nilai hidup manusia dan nafs yang diberi rahmat dan redha oleh Allah. Sebagaimana firmannya dalam surah (Al-Fajr : 27-30 ) yang bermaksud:
Hai jiwa yang tenang (Nafsu Mutmainnah), kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang tenang lagi diredhaiNya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hambaKu, masuklah ke dalam syurgaKu.
Dan lagi dalam surah (Yusuf: 53) yang bermaksud:
Dan aku tidak membebaskan diriku dari kesalahan, kerana sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh ke arah kejahatan, kecuali nafsu yang beri rahmat oleh Tuhanku.
Berkaitan dengan sabda Rasulullah yang berbunyi:
Barang siapa yang mengenal dirinya , maka ia mengenal Tuhannya.
Hadis ini menyatakan syarat untuk mengenal Allah adalah mengenal diri. Diri atau nafs di sini adalah nafs mutmainnah iaitu nafsu yang tidak terpengaruh oleh goncangan hawa nafsu dan syahwat.
Setiap manusia mempunyai nafs yang berbeza. Ada nafs yang menuju jalan cahaya ada nafs yang menuju jalan kegelapan.
Bagi nafs yang menuju kegelapan atau nafs tercela yang tidak sempurna ketenangannya terutama ketika lupa kepada Allah disebut nafsu lawammah. Firman Allah Taala dalam surah
(Al Qiyammah:2) yang bermaksud:
Dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat tercela (nafsu lawammah)
Nafsu ini hanya dapat dikenali dan disaksikan dengan kemampuan tertentu manusia iaitu dengan pancaran batin. Sebagaimana firman Allah dalam surah (Al-Araaf:26) yang bermaksud:
Pakaian taqwa yang menjaga mu dari kejahatan itu adalah yang paling baik.
Ruh
Ruh mempunyai dua arah pengertian iaitu :
a. Sebagai nyawa
b. Sebagai suatu yang halus dari menusia (pemberi cahaya kepada jiwa)
Ruh sebagai nyawa kepada jasad atau tubuh . Ia ibarat sebuah lampu yang menerangi ruang. Ruh adalah lampu, ruang adalah sebagai tubuh. Jika lampu menyala maka ruangan menajdi terang. Jadi tubuh kita ini boleh hidup kerana ada ruh (nyawa)
Manakala dalam pengertian yang kedua, Ruh sebagai sesuatu yang merasa, mengerti dan mengetahui. Hal ini sangat berhubung dengan hati yang halus atau hati ruhaniyyah yang disebut sebagai Latifah Rabaniyyah (hati erti kedua)
Dalam Al-Quran kata ruh disebut dengan sebutan Ruhul Amin, Ruhul Awwal dan Ruhul Qudsiyah.
Ruhul Amin yang bermaksud adalah malaikat Jibrail.Firman Allah dalam surah (Asy-Syu’ araa:192-193) yang bermaksud:
Dan sesungguhnya Al- Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, Dia dibawa oleh Ar Ruh Al –Amin (Jibrail)
Ruhul Awwal yang bermaksud nyawa atau sukma bagi tubuh manusia. Sebagaimana firman Allah dalam surah (As-Sajdah:9) yang bermaksud:
Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan kedalam tubuhnya ruh Nya dan dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati , tetapi kamu sedikit sekali bersyukur
Ruh Qudsiyah yang bermaksud ruh yang datang dari Allah (bukan Jibrail), tetapi yang menjdi penunjuk dan pengkhabar gembira bagi orang-orang beriman. Ini adalah ruh yang disucikan dihadirat Allah. Ia bercahaya apabila nafsu mutmainnah telah sempurna.
Hati
Hati merupakan raja bagi seluruh diri manusia dan tubuh. Perilaku dan perangai seseorang merupakan cerminan hatinya. Dari hati inilah pintu dan jalan yang dapat menghubungkan manusia dengan Allah.Dengan demikian untuk mengenal diri harus dimulai dengan mengenal hati sendiri.
Hati mempunyai dua pengertian:Hati jasmani iaitu sepotong daging yang terl;etak di dada sebelsah kiri, hati jenis ini haiwan pun memilinya.Hati Ruhaniyyah iaitu sesuatu yang halus. Hati yang merasa, mengerti, mengetahui, dierpinta dituntut. Dinalai juga dengan Latifah Rabaniyyah.
Hati Ruhaniyyah inilah merupakan tempat iman dan tempat mengenal diri . Sebagaimana firma Allah dalam surah (Ar-Ra’d:28) yang bermaksud:
Iaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tanang dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah hati menjadi tenang.
Hadis qudsi yang bermaksud:
Tidak akan cukup menaggung untuk Ku bumi dan langitKU tetapi cukup bagiKu hanyalah hati (qalb) hambaKu yang nukamin (Riwayat Ad Darimi)
Nafsu Mutmainnah
Bila hati manusia jauh dari goncangan yang disebabkan bisikan syaitan, hawa nafsu dan syahwat , maka ia disebut nafs Mutmainnah, Apabila ia tunduk dan redha kepada Allah sepenuhnya, maka ia disebut nafs mardhiyyah (nafs yang redha)
Namun jika manusia membiarkan hatinya berada dalam pengaruh hawa nafsu dan syahwat, maka ia akan menjadi orang yang tersesat, lama kelamaan tergelicir dan dimurkai Allah, Sebagaimana Firman Allah dalam surah (Jaastsiyah:23) yang bermaksud:
Maka pernahkan kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu Nya dan Allah telah mengunci mata pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya?. Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah membiarkannya sesat. Maka mengapa kamu tidak mengambil iktibarnya.
Ingat hawa nafsu dan syahwat bukan dibunuh atau dihilangkan, tetapi dikawal oleh nafsu mutmainnah. Di mana ada saatnya hawa nafsu ini perlu dikeluarkan. Sebagaimana firma Allah dalam surah (An Nazi’at:40-41) yang bermaksud:
Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan manahan diri dari keinginan hawa nafsunya. Maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggalnya.
Nah, jika hati kita telah diselubungi oleh nafsu mutmainnah, maka nafsu mutmainnah inmi menajdfi imam (penunjuk) bagi selruh tubuh dan dirinya, sseeunggunya nafsu mutmainnah inilah disebit-sebut sebagai jati diri manusia (hakikat dari manusia). Allah berfirma dalam surah (Al Araaf:172) yang bermaksud:
Dan Ingatlah, ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka seraya berfirman : ”Bukakankan Aku ini Tuhanmu”, mereka menjawab :”Bahkan engkau Tuhan kami, kami menjadi saksi”. Kami lakukan demikaian agar di hari akhirat kelak kamu tidak mengatakan: sesunggunya kami adalah oran-orang lalai terhadap keesaaaan Mu.
Jika hati yang sakit, maka lupa terhadap perjanjian kita dengan Allah yang pernah diucapkan seperti dalam surah Al Araaf ayat 172 di atas.
Tapi di antara sekian banyak manusia, ada yang yang berjaya menyihatkan kembali jiwanya (nafsu mutmainnah). Apabila jiwa kita telah hidup, bercahaya, sihat kembali, maka jiwa ini akan dapat melihat kerajaan langit Allah. Dalam hal ini bila Ruhul Qudsiyah telah menyala dan bersinar , maka jadilah hatinya rumah Allah , orang-orang yang berjaya ini disebut Ahli Al- Bait. Sebagiamana firman Allah dalam surah (Ali Imran:164) yang bermaksud:
Sesunggunya Allah telah memeberi kurnia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihakan jiwa mereka dan mengajarakan mereka al kitab dan al hikmah. Dan sesungguhnya sebelum itu, mereka adalagh benar-benar dalam kesesatan yang nyata.
Lagi, sabda Rasulullah yang bermaksud:
Hati oarmg-orang beriman adalah Baitullah (Rumah Allah)
Jadi, Ruhul qudsiyah adalah kenyataan Allah dalam diri manusia. Allah Taala adalah sumber cahaya langit dan bumi dan ruhul qudsiyah adalah sunber cahaya yang ada dalam hati yang digambarkan sebagai pelita, Sebagaimana firmanNya dalam surah (An Nuur:35) yang bermaksud:
...Allah cahaya langit dan bumi. Perumpamaan cahayaNya adalah seperti sebuah lubang yang tak tertimbus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita ini di dalam kaca dan kaca ini seakan-akan bintang yang memantulkan cahaya seperti mutiara
RAHASIA MAKRIFAT : MAKRIFAT TAUHIDUL IMAN
Makrifat adalah nikmat yang teramat besar, bahkan kenikmatan syurga tiada sebanding dengan nikmat menatap wajah Allah secara langsung. Itulah puncak dari segala puncak kenikmatan dan kebahagiaan.
Rasulullah SAW sendiri menjanjikan hal ini dan baginda pernah menyebut bahawa umatnya dapat melihat Allah SWT di saat fana maupun jaga (sadar). KezahiraNya sangat nampak pada hamba. Hadis qudsi Al insanu syirri wa ana syirrohu (Adapun insan itu Rahasiaku Dan Aku pun Rahasianya).
Firman Allah: Kuciptakan Adam dan anak cucunya seperti rupaku (Khalakal insanu ala surati Rahman). Kesimpulannya insan itu terdiri daripada tiga unsur, iaitu Jasad, Ruh/Nyawa dan Allah. Maka dengan itu hiduplah hamba.
Adapun Jasad, Nyawa, dan Allah taala, bagaikan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain. Umpama langit, bumi, dan makhluk yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain. Bagaimanapun pandangan insan terhadap Tuhannya adalah berbeza-beza, mengikut tahap pencapaian ilmu masing-masing.
Pada pandangan amnya, Allah Taala itu satu, dan hamba menyembahNya bersama-sama dan beramai-ramai, tetapi sebenarnya (hakikatnya) bukan begitu. Itu hanya sangkaan umum saja. Dari segi makrifat Allah SWT itu Esa pada wujud hamba. Dalilinya, QS Al Qaf 50:16: Aku lebih dekat dari urat lehernya. QS Az Zariyat51 :21: Dalam diri kamu mengapa tidak kamu perhatikan.
Masing-masing hamba sudah mutkak (esa dengan Tuhannya), satu persatu (esa) diberi sesembahan (Allah di dalam diri), kenapa berpaling mencari Tuhan yang jauh, ini sungguh melampaui batas (tidak makrifat).
Dalilnya, QS Al Hadid 57:4: Aku beserta hambaku di mana saja dia berada. Oleh itu, janganlah risau dan takut Allah sentiasa bersama kita ke mana sahaja kita pergi.
Sekarang, mari kita lihat pula bagaimana Nabi Musa melihat Tuhannya, seperti mana yang diceritakan di dalam Al Quran. Allah SWT berfirman mengisahkan permintaan Musa untuk melihatNya QS Al A’raaf 7:143:
Dan tatkala Nabi Musa datang pada waktu yang kami telah tentukan itu, dan Tuhannya berkata-kata dengannya, maka Nabi Musa (merayu dengan) berkata:” Wahai Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku (Dzat-Mu Yang Maha Suci) supaya aku dapat melihat-Mu.” Allah berfirman: ”Kamu sekali-kali tidak dapat melihat-Ku,
(rahasianya: tidak ada siapa yang dapat melihat Allah, hanya Allah dapat melihat Allah. Hamba terdinding daripada Allah, kerana selain wujud Allah, masih ada Rasa wujud Hamba).
tetapi pandanglah ke gunung itu,
(Pada ketika Nabi Musa memandang gunung itu, begitu juga Allah Taala berpisah sementara daripada jiwa Nabi Musa, maka Nabi Musa pengsan, bukannya mendengar akan letusan gunung tersebut)
jika ia tetap berada di tempatnya (sebagaimana sediakala) nescaya kamu dapat melihat-Ku.
(” Engkau adalah aku, aku adalah engkau “, apa yang disaksikan Nabi Musa adalah menyaksikan dirinya di luar dirinya untuk sementara waktu, setelah Allah bertajalli (menzahirkan kebesaran-Nya) kepada gunung itu, (maka) tajalinya itu menjadikan gunung itu hancur lebur dan nabi Musa pun jatuh pengsan.)
Setelah Nabi Musa sedar, dan berkata: ” Maha Suci Engkau (wahai Tuhanku), aku bertaubat kepada Engkau dan akulah orang yang pertama beriman (pada zamanku)”
Demikian sedikit paparan tentang Nabi Musa melihat Tuhannya. Dan jelaslah Allah dapat dilihat tetapi bukannya dengan mata kasar, yang dilihat dengan mata kasar itu adalah hijab, oleh itu jangan tersalah, hati-hati, kalau tersalah boleh menjadi syirik dan kufur.
Maha Suci Allah Yang Maha Berkuasa, tiada daya sekalian makhluk melainkan Allah.
Wallahuaklam

APAKAH JASAD KITA INI ADA ROH ?


Kita biasa mendengar maklumat bahawa jasad kita ini ada ROH.
Benarkah ?
Biar Aku membawa engkau keluar dari alam kebiasaan. Biar Aku katakan kepada engkau bahawa jasad engkau itu TIADA ROH.
Bagaimana jasad boleh bergerak jika tiada roh ? Kerana....
Jasad adalah roh itu sendiri !
Bahasa mudahnya, Engkaulah ROH itu !
Maknanya, jasad itu bukan HAKIKAT WUJUD. Jasad itu tidak wujud. Ia hanya illusi yang seakan-akan wujud pada AKAL. Dalam bahasa komputer, akal itu ibarat R.O.M (Read Only Memory) yang peranannya mengumpul data dari seluruh DERIA PENGAMATAN. Apa saja data yang datang dari DERIA PENGAMATAN yang 5 itu akan direkodkan secara SEDAR dan secara TIDAK SEDAR.
Namun, R.O.M atau AKAL itu hanya berperanan memainkan semula MEMORI yang telah direkodkan oleh DERIA PENGAMATAN yang melakukan aktivitinya melalui ORGAN TINDAKAN. Akal atau R.O.M itu tidak mencipta hal baru. R.O.M itu sendiri diciptakan. Ia tidak boleh menciptakan.
R.O.M hanya memainkan kembali memori yang direkodkan, sebab R.O.M itu diciptakan hanya untuk memainkan semula memori. Makanya, wujud jasad itu adalah pada MEMORI akal.
Kita ingat kita ada jasad. Kenapa ? Sebab itulah fahaman akal kita sejak dulu. Inilah doktrin yang sedang diajar kepada kita oleh pihak-pihak yang berkepentingan supaya kita tidak KENAL DIRI, supaya kita sentiasa dikawal oleh R.O.M/AKAL.
Namun bila kita mula belajar hidup yang melangkaui dimensi akal, nantinya kita akan mulai faham bahawa semua yang kita fikirkan bukan realiti, ia hanya illusi fikiran.
Yang realitinya mana ?
Yang realiti adalah hal SEKARANG yang sedang engkau alami tanpa pengaruh akal.
RENUNGKAN....
Fikirkan apa yang engkau lakukan sejak engkau bangun dari tidur tadi hingga saat ini. Berapa banyak engkau menggunakan akal untuk melakukan urusan engkau ? Tanpa banyak berfikir kenapa semua urusan lancar dan semua aktiviti selesai dengan sempurna? Apakah engkau berfikir bagaimana hendak memandu sebelum memandu? Apakah engkau berfikir bila nak tekan brek, bila nak pusing stering dan bila nak berhenti ? Apakah engkau berfikir dulu bagaimana, apa nak buat dan pukul berapa engkau nak masuk ke bilik mandi? Bukankah semua berlaku dengan sempurna dan dengan sendirinya tanpa banyak berfikir?
Bagaimana ini boleh berlaku tanpa berfikir ?
Jasad bukan barang siap. Jasad adalah barang yang sentiasa dipersiapkan, sentiasa berubah, sentiasa hidup dari semasa ke semasa.
Jasad itu tidak pernah mati !
Benarkah ?
Bagaimana yang dikatakan jasad ini tidak pernah mati ?
Bila kita melihat jasad itu dalam pandangan MA-KRO, maka kita akan nampak jasad itu boleh mati dan akan mati. Namun bila kita pandang dalam perspektif MI-KRO, nantinya kita akan nampak bahawa jasad itu tidak pernah mati.
Kenapa?
Kerana dalam perspektif mikro, jasad sentiasa hidup.
Jasad itu adalah himpunan trillion billion sel yang BERSATU dan membentuk SATU KESATUAN sel yang besar. Bila setiap satu sel-sel mikro ini bersatu, bersatu dan terus bersatu, maka penyatuan ini membentuk SATU kesatuan sel yang besar. Kesatuan sel yang besar ini kita namakan ia sebagai jasad, badan, tubuh dan pelbagai nama lain. Jasad itu nampak SATU tapi satunya itu terdiri dari KESATUAN sel-sel kecil yang mega trillion billion banyaknya.
Kesatuan sel ini terus berlaku pada setiap detik dan ketika tanpa AKAL itu sedar. Kenapa akal tak sedar ? Kerana hal PENYATUAN sel adalah hal SAHLA.
SAHLA itu maksudnya SEDANG ALAMI HAL LUAR AKAL. Bila sesuatu itu berlaku di luar jangkauan akal, makanya akal tidak dapat untuk menceritakannya. Bila akal tak dapat menceritakan, makanya hal itu menjadi rahsia tersembunyi yang hanya Diri yang mengalami sahaja yang tahu.
KEBOLEHAN AKAL ITU TERHAD
Bolehkah kita menceritakan pengalaman kita semasa kita tidak sedar ?
Bagaimana bisa kita menerangkan hal warna HIJAU kepada orang buta yang tidak pernah melihat warna ?
Bagaimana engkau boleh menerangkan pengalaman seksual engkau dalam perkataan atau dalam gambaran ?
MATI
Perkataan MATI adalah sekadar istilah yang menunjukkan jasad itu sudah tidak bernafas, bukan bermaksud jasad sudah benar-benar mati.
Bila jasad yang MA-KRO itu sudah tidak bernafas, sel yang MI-KRO itu mula memisahkan DIRI masing-masing dari KESATUAN jasad MA-KRO. Setiap diri sel yang kecil itu secara individu mula berpecah dan bercerai dari ikatan. Perceraian inilah yang menyebabkan jasad makro itu mula mereput dan membusuk. Dalam proses pereputan, sel-sel mikro ini terus HIDUP aktif ‘menari-nari’ bagai tiada apa-apa yang berlaku. Bermula dengan sel melakukan ‘tarian’ Decomposition, kemudian menari ‘tarian’ Putrefaction, kemudian tarian ‘Rigor Mortis’, kemudian diakhiri dengan ‘tarian’ Autolisis.
Lama kelamaan, seluruh tubuh mereput menjadi GAS yang tidak kelihatan. Gas-gas yang tidak kelihatan itu ada pelbagai nama seperti hidrogen, amonia, sulfate, methane dan lain-lain mengikut sistem penguraiannya. Namun, kesemua gas yang pelbagai sifat ini ada SATU ATOM TUNGGAL yang menggerakkan mereka. TENAGA inilah yang sentiasa hidup yang menggerakkan seluruh sistem kehidupan yang wujud di alam semesta ini.
Soalnya...
Jika jasad itu mati, bagaimana ia boleh mereput ? Jika jasad itu mati, bagaimana sel yang mati boleh bergerak memisahkan dirinya antara satu dengan lain ? Bagaimana sel yang hancur itu boleh berubah menjadi gas yang sentiasa bergerak ?
Itu tanda jasad itu sentiasa hidup !
Dek kerana jasad itu hiduplah ia boleh berubah dari satu bentuk kepada bentuk yang lain, dari satu sifat kepada sifat yang lain.
TEORI JASAD
Jasad adalah Sel.
Sel adalah Atom.
Atom adalah Tenaga.
Tenaga adalah KUASA ALAM yang dariNya punca bermula segala sesuatu. Tenaga itu sentiasa hidup dan kehidupanNya meliputi segala sesuatu !
Engkau hanya perlu menukar perspektif engkau untuk melihat bagaimana jasad itu sentiasa hidup !
Dalam dunia 3 dimensi ini, jasad itu bermula dari Sex. Sex adalah TENAGA yang memulakan suatu kehidupan ke suatu kehidupan lainnya. Makanya, sex itu perlu difahami dan dinikmati dalam perspektif yang lebih afdhal. Jangan melihat sex hanya sekadar alat mainan jasad. Jangan melihat sex sekadar fitrah manusia.
Dalam sex ada TENAGA yang menghidupkan !
Perkataan SEX telah dibahasa-Inggeriskan oleh pihak-pihak yang berkepentingan supaya ia dapat disebut oleh lebih ramai MANU-SIA. Sebab itu bahasa Inggeris telah dijadikan bahasa perantaraan global supaya CODE tertentu yang tersimpan dalam pengucapan BAHASA dapat disampaikan kepada lebih banyak MANU-SIA di seluruh dunia.
Bila ramai manusia menyebut perkataan tertentu setiap hari, GELOMBANG (vibration) yang mempunyai CODE tertentu ini dapat dihantar ke Minda Bawah Sedar manusia dan ini membolehkan minda manusia itu dikawal.
Mind Control adalah suatu kaedah yang telah lama dipraktiskan oleh puak-puak berkepentingan untuk mengawal manusia dan per-kataan ‘SEKSSSS’ dan per-lakuan ‘SEX’ adalah kaedah MIND CONTROL yang paling berkesan.
Kenapa ?
Kerana dalam sex ada TENAGA DUALITI yang sangat aktif. Jika kita tahu MENYATUKAN tenaga dualiti ini, maka kita bisa meneroka ke dimensi ONENESS. Oneness atau Tunggal atau Ahad adalah suatu hal keadaan di mana DIRI sentiasa mengalami SAHLA pada setiap detik dan ketika tanpa putus. (daim). Hal Diri yang Tunggal atau Ahad ini tidak lagi tertakluk kepada hukum jasad. Maksudnya, dalam keadaan Oneness, DIRI tidak lagi tertakluk kepada hukum jasad, tidak perlu jasad tapi masih ada kehidupan. Tidak perlu nafas tetapi DIRI masih boleh hidup. Tidak perlu makan minum tetapi DIRI masih ada ZAT untuk mengeluarkan TENAGA.
Oneness tidak ada jantina, tidak ada umur, tidak tertakluk dek agama, tidak tertakluk dek bangsa. Oneness adalah hal keadaan yang tidak dapat diceritakan dengan akal kerana hal Oneness adalah hal SAHLA yang melangkai akal.
Tulisan ini bukan menerangkan hakikat Oneness cuma sekadar membicarakan HAL Oneness pada perspektif akal. Setiap perkataan atau setiap perasaan yang cuba untuk menerangkan hal Oneness akan terbatal dengan sendirinya, kerana penerangan adalah hal akal sedangkan Oneness adalah hal luar akal.
Bagaimana akal boleh menerangkan hal di luar akal ?
MANUPULASI SEX
Dek kerana sex boleh mencapai Oneness dan Oneness itu adalah MALAI-U (puncak peradaban) tertinggi DIRI, makanya hal sex itu telah diselewengkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan supaya MANU-SIA tidak kenal hakikat DiriNya yang sentiasa MALAI. Bila tidak KENAL (makrifah) DIRI, maka tidaklah diri menjadi Oneness.
Nahhh..
Bayangkan jika ENGKAU boleh melakukan segala-galanya. ENGKAU boleh pilih untuk hidup tanpa jasad atau dengan jasad. ENGKAU boleh pilih untuk hidup kekal tanpa ZAT makanan atau dengan makanan yang ada ZAT. ENGKAU boleh pilih untuk hidup dalam dimensi yang ada ruang atau hidup dalam dimensi yang tanpa ruang. ENGKAU ada kuasa yang boleh mencipta, meneroka seluruh alam mengikut mahu Mu tanpa batas.
Bayangkan..Jika ENGKAU ada kuasa yang tiada batas dan ENGKAU berkuasa memilih untuk mencipta batas Mu sendiri !
Nikmat untuk sentiasa lebur (fana) dalam TENAGA ONENESS inilah yang sentiasa mendorong setiap DIRI untuk mencapainya. Untuk mencapai Oneness, syaratnya harus BERSATU.
SEX adalah hal BERSATU.
YOGA itu maksudnya BERSATU.
MEDITASI atau Tafakur itu maksudnya BERSATU.
SOLAT itu hal BERSATU.
ONENESS adalah hal PENYATUAN Dua-lity.
A CODE TO DECODE !
Makanya...
Apakah itu SEX dan bagaimana mencapai Oneness melalui sex ?
Hakikat Sex - X Men !
Apa itu SE-X ?
Seperti CINTA, perkataan SEX tidak mempunyai satu erti yang tetap. Definasi sex sentiasa berubah-ubah mengikut tahap kefahaman ilmu masing-masing.
Dalam perspektif Knowledge Technology, sex ditakrifkan sebagai :
SE-X : S -elf E -xperience of Onene-ss (X),
by accepting (/) or rejecting (\) something.
MANUPULASI TULISAN
Lisan dan tulisan adalah DUA elemen bahasa yang penting untuk menyampaikan maklumat. Makanya, lisan dan tulisan sentiasa dimanupulasi oleh pihak-pihak yang berkepentingan menerusi alam bawah sedar. Kenapa ? Tujuannya, untuk mengawal manusia!
Dalam bahasa Inggeris huruf X itu merujuk kepada NOUN atau NAMA. Noun atau nama itu akan bertukar kepada nama-nama lain bila SIFAT dan PERBUATAN lain dikenakan ke atas garisan-garisan tertentu.
Dalam konteks ini, bila DUA garisan ‘/’ dan ‘\’ yang BERTENTANGAN ini DISATUKAN, ia akan membentuk SATU titik PERTEMUAN. Titik-titik yang ditemukan mengikut sistem linguistik tertentu inilah yang digunakan untuk membentuk huruf. Dari huruf lahir perkataan, dari perkataan lahir ayat, dari ayat lahir bahasa. Melalui bahasa, manusia mudah dimanupulasi.
Dalam konteks SE-X, huruf X terbina bila garisan ‘/’ bersilang dengan garisan ‘\’. PENYATUAN garisan ‘/’ dan ‘\’ membentuk huruf X yang ada TITIK ditengah-tengah. Dalam perspektif ilmu OCCOULT atau ilmu mistik, ia mempunyai maksud tersirat yang sangat besar.
/ + \ = X @ Oneness @ Tunggal @ Ahad
HAKIKAT SEX
Dari takrifan di atas makanya Sex ditakrifkan sebagai REALITI KETUNGGALAN DIRI SEMASA MENGALAMI HAL PENYATUAN ATAU PEMISAHAN DUALITI.
Untuk mencapai hal REALITI atau HAKIKAT KEBENARAN, kita perlu memisahkan/binasakan (fana) atau menyatukan/kekalkan (baqa) sesuatu mengikut kesesuaian. Bahasa mudahnya, kita harus buang DUALITI dan mencapai ONENESS atau kita harus kekalkan Oneness untuk memahami Dualiti. Segalanya berlaku SERENTAK atau Simulteneosly.
Seks bukan sekadar hal heterosexual, penyatuan kelamin wanita dan lelaki. Seks juga bukan sekadar hal bisexual, bukan juga sekadar hal homosexual atau demisexuality. SE-X itu melangkai definasi biasa yang kita fahami.
Sebab itu kisah X-Men ada subliminal message atau message tersembunyi yang cuba disampaikan melalui sub consciuos mind MANU-SIA. Ia ada kaitan tentang Diri kita yang berasal usul dari Kromosom X. Andai kita fahami ‘SE-X’, maka kita akan makin memahami Diri kita sendiri.
Bila engkau faham definasi ‘SE-X’, makanya engkau akan makin memahami apa itu SAHLA !
Awas memilih pasangan !
SE-X : S-elf E-xperience of Oneness adalah hal SAHLA. Keadaan diri yang klimax dalam masa DUA saat pertama dalam perlakuan sex adalah contoh bagaimana kita lupa kepada segala sesuatu. Lupa kepada ketakutan, juga lupa kepada keseronokan. Hal yang dialami dalam masa DUA saat pertama itu tak terkata untuk diperkatakan. Tak tergambar untuk digambarkan. Dalam DUA saat itu segalanya hening. Segalanya kosong. Akal tidak berfungsi. Tiada apapun yang difikir dan terfikir. Kita hanya menikmati alam kekosongan yang DUA SAAT itu dalam KELU.
Hanya selepas DUA saat itu, barulah akal mula kembali berjalan. Kita mula terfikirkan sesuatu. Emosi mula ambil peranan. Keseronokan atau ketakutan mula dirasakan.
Hal klimax DUA saat itu adalah contoh bagaimana SAHLA sedang berlaku. Hal DUA saat itu adalah contoh bagaimana DUALITI hilang jadi ONENESS. Ia berlaku dalam keadaan serba kekosongan yang segalanya Kelu. Hal DUA saat pertama itu adalah kemuncak PENYATUAN dan PERPISAHAN segala TENAGA. Penyatuan dan Perpisahan yang berlaku serentak (simulteneously).
Makanya, SE-X adalah TENAGA hebat yang tak tergambarkan. Tenaga SE-X itu dapat dialami melalui perbuatan sex dan segala perbuatan-perbuatan lain. Perbuatan melakukan hubungan seksual adalah salah satu dari beribu cara diri mengalami SAHLA.
PRAKTIS
Bila kita sentiasa praktis hal BMM(BAGAIMANA MENCAPAI MAKRIFAH) 1+7 secara KUKONKER, maka kita boleh sentiasa berada dalam SAHLA yang DUA saat itu. SE-X boleh berlaku ketika makan. SE-X boleh berlaku ketika memandu. SE-X boleh berlaku ketika jogging. SE-X boleh berlaku dalam apa jua keadaan, tidak semestinya SE-X berlaku hanya dalam perbuatan hubungan seksual.
HUBUNGAN SEKSUAL
Dalam konteks hubungan seksual, kemaluan wanita itu adalah GATEAWAY atau pintu masuk ke dimensi-dimensi yang lebih tinggi. RAHIM wanita inilah jalan masuk ke ALAM CINTA (alam maha penyayang) yang dari ALAM CINTA inilah segala KEHIDUPAN dan KEMATIAN bermula. Di Rahim atau di ALAM CINTA inilah Dualiti BERSATU menjadi Oneness dan Oneness BERPISAH menjadi Dualiti.
Bagaimana ?
Rahim adalah pintu masuk sperma. Kesatuan sperma itu kemudian melalui proses DUALITI bernama Blastocyst. Dari blastocyst sperma menjadi zygot, dari zygot jadi fetus, dari fetus jadi bayi dan dari bayi jadi manusia dewasa. Sepanjang proses ini hal sel yang BERPISAH dan BERSATU itu sentiasa berlaku dalam ALAM CINTA. Melalui alam kecintaan inilah MANU-SIA dilahirkan.
KELAHIRAN SEL
Jenis-jenis dan watak manusia yang dilahirkan melalui rahim ini bergantung kepada TENAGA yang diterima oleh wanita itu. Jika getaran sperma yang diterima dari pasangan lelaki itu berwatak pengasih, penyayang dan ihsan maka getaran yang ada frekuensi pengasih, penyayang dan ihsan itu akan disimpan di dalam DNA sperma. Bila DNA dari sperma ini dilepaskan di dalam rahim, maka sel-sel yang ada watak pengasih, penyayang dan ihsan itu akan BERSATU pula dengan sel telur wanita yang ada watak tenaga yang lain. Jika DNA wanita itu turut ada frekuensi pengasih, penyayang dan ihsan maka majoriti sel-sel DNA lelaki dan wanita yang BERSATU itu akan melahirkan SEL-SEL BARU yang mewarisi frekuensi pengasih, penyayang dan ihsan.
Sebaliknya jika salah seorang pasangan itu mendominasi frekuensi pemarah, panas baran atau penyangak, makanya ia akan mendominasi hal PENYATUAN sel, hasilnya SEL-SEL BARU yang lahir ini akan menyimpan tenaga yang ada frekuensi pemarah, panas baran dan penyangak.
BERHATI-HATI
Sebab itu wanita harus sentiasa berhati hati dalam membenarkan GATEWAY mereka dimasuki oleh lelaki dan lelaki juga harus berhati-hati sebelum memasukkan zakar mereka ke dalam GATEWAY wanita. Kenapa ? Kerana di GATEAWAY inilah DNA yang ada tenaga dualiti yang positif dan negatif akan BERSATU. Tenaga positif dan negatif yang disimpan dari lelaki dan wanita itu akan menentukan watak dan peribadi DIRI SENDIRI (sel) dan anak yang akan dilahirkan melalui pintu rahim ini.
Jika lelaki dan wanita mempunyai frekuensi ICI yang sama, maka SEL-SEL yang bakal dilahirkan juga bakal mewarisi frekuensi ICI itu. Jika suasana persekitaran kehidupan kita atau anak kita itu penuh dengan ICI makanya, frekuensi ICI akan jadi dominan, makanya diri kita atau diri anak itu akan terus hidup dalam ICI.
KESIMPULAN
Perlakuan seks pasangan yang ICI sentiasa menyeronokkan dan bahagia. Dalam perlakuan seks mereka boleh bergurau senda, boleh ketawa sambil menikmati segala pergerakan mereka. Jika dalam perlakuan seks mereka bahagia, maka di luar seks juga mereka bahagia. Buktinya, lihat saja perwatakan mereka. Mereka sentiasa ceria bila bersama. Ketawa, senyum, romantik dan sering meluahkan kasih sayang tanpa berpura pura. Mereka saling beri memberi antara satu dengan lain.
Perlakuan seks bukan semestinya untuk mendapatkan anak, sebaliknya perlakuan seks adalah suatu proses penambahbaikan sel-sel jasad dan suatu kaedah pencapaian SAHLA. Perlakuan seks melalui JALAN YANG BENAR adalah salah satu kaedah mengenal diri. Bila kita fahami SE-X maka kita makin mengenal hakikat diri kita sendiri.
Makanya..
Pilihlah pasangan ikut kemahuan jantung mu tapi dengar-dengarkan juga suara akalmu. Namun, kata putusnya harus datang dari jantung, bukan dari akal !
*SE-X Dalam Teknologi Ilmu*
Bila kita makin memahami istilah SE-X, maka ketahuilah kita bahawa SE-X itu adalah tentang hal KEHIDUPAN. Perkataan SE-X bukan hanya berkaitan tentang berkelamin atau jantina. SE-X melangkui itu. Berkelamin dan jantina hanyalah sebahagian dari takrifan SE-X yang meliputi hal KEHIDUPAN.
Kehidupan adalah hal DUALITI. Bilamana DUA TENAGA bertemu, Positif-Negatif, Aktif-Pasif, Baik-Buruk, Salah-Benar, maka SE-X berlaku. Sama ada kita sedar atau tidak dan samada kesedaran itu palsu atau asli, itu adalah hal lain.
SE-X adalah hal MANUPULASI yang sedang berlaku dalam kehidupan. Sebab itu seksualiti sentiasa digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan untuk memanupulasi TENAGA manusia.
Roh pula adalah hal NAMA kepada Tenaga yang menzahirkan kehidupan. Tenaga ini ada pelbagai gantinama dan salah satu darinya namanya dipanggil Roh.
Dalam proses untuk MENGENAL, kita akan melalui satu proses OPERASI pencarian. Di sepanjang proses operasi pencarian ini, nantinya kita akan mengalami pelbagai MANUPULASI NAMA-NAMA. Di peringkat operasi pencarian ini kita perlu benar-benar memecahkan maklumat dengan mengamalkan prinsip SATE TAHU secara KUKONKER. Kenapa ? Kerana, dalam proses pencarian ini, akal sering overthinking dan dikelirukan oleh bahasa yang ada banyak NAMA.
Setelah melalui proses operasi pencarian ini, maka barulah kita mengalami REALITI. Bila sudah mengalami realiti, barulah kita ada pengalaman. Pengalaman itulah yang kita katakan sebagai KENAL. Hal Kenal Sekenal-kenalnya inilah yang dipanggil Makrifah atau Kesedaran Hakiki.
KONSEP TEKNOLOGI ILMU AIMM
Dalam konsep Teknologi Ilmu AIMM, ROH itu merujuk kepada TEKNOLOGI BAHASA ILMU (Syariah).
Proses PERJALANAN untuk memahamkan hal bahasa ilmu ini dipanggil TEKNOLOGI OPERASI ILMU (Tarikah).
Proses pemecahan maklumat yang sentiasa saling menyatu dan memisahkan fakta (SE-X) itu dipanggil TEKNOLOGI MANUPULASI ILMU (Hakikah)
Selepas segala teknologi bahasa, operasi dan manupulasi ilmu itu difahami maka, diri akan merasai REALITI samada maklumat itu benar atau salah atau neutral. Hanya diri yang benar-benar belajar dan melakukan analisis, kajian, hipotesis dan praktikal akan tahu samada maklumat yang diperolehinya itu benar, salah atau neutral. Detik dia mengalami REALITI benar, salah atau neutral itulah yang dikatakan sebagai REALITI ILMU (Makrifah)
KESIMPULAN
Makanya dalam Teknologi Ilmu AIMM ia meliputi 4 prinsip asas pemecahan ilmu
1. Bahasa Ilmu (Syariah)
2. Operasi Ilmu (Tarikah)
3. Manupulasi Ilmu (Hakikah)
4. Realiti Ilmu (Makrifah)
Makanya....
APAKAH DIRI KITA INI ADA ROH ?
Engkau sudah tahu bagaimana mahu menjawapnya !