Laman

Selasa, 11 Oktober 2016

** NUR (CAHAYA) **


NUR ILAHI


Allah s.w.t hanya bisa dikenal jika DIA sendiri mau DIA dikenali
Jika Dia mau memperkenalkan Diri-Nya kepada seseorang, maka hati orang tersebut akan dipersiapkan dengan meng-karunia-kannya warid.
Hati orang tersebut akan diterangi dengan Nur-Nya
Tidak mungkin mencapai Allah s.w.t tanpa dorongan yang kuat dari Nur-Nya,
Karena Nur-Nya adalah kendaraan bagi hati untuk sampai ke Hadirat-Nya.
HATI adalah umpama BADAN
ROH adalah NYAWA.
Roh berkaitan dengan Allah s.w.t dan kaitan itu dinamakan As-Sir (Rahasia).
ROH menjadi nyawa kepada HATI
SIR menjadi nyawa kepada ROH
KARENA :
Hakekat HATI adalah ROH
Hakekat ROH adalah SIR
Sir atau Rahasia yang sampai kepada Allah s.w.t.
Sir-lah yang masuk ke Hadirat-Nya.
Sir-lah yang mengenal Allah s.w.t.
Sir adalah Hakekat dari sekalian yang maujud.
Nur Ilahi menerangi Hati, Roh dan Sir.
Nur Ilahi membuka bidang Hakekat-Hakekat.
Amal dan ilmu tidak mampu menyingkap Rahasia Hakekat-Hakekat
Nur Ilahi yang berperan menyingkap Tabir Hakekat itu.
Orang yang mengambil hakekat dari buku-buku atau dari ucapan orang lain bukanlah Hakekat sebenar-nya yang ditemuinya, tetapi hanyalah sangkaan, dugaan atau khayalan semata.
Jika mau mencapai Hakekat perlu-lah mengamalkan wirid sebagai pembersih hati. Kemudian bersabar menanti sambil terus juga berwirid. Sekiranya Allah s.w.t kehendaki warid akan di-datangkan-Nya kepada hati yang asyik dengan wirid itu.
Itulah ke-jaya-an yang besar yang bisa dicapai oleh seorang manusia semasa hidupnya di dunia ini.
Alam ini pada hakekatnya adalah gelap
Alam menjadi terang karena ada kenyataan Allah s.w.t.
Andaikan kita berdiri di atas puncak sebuah bukit pada waktu malam yang gelap gelita.
Apa yang terlihat hanyalah kegelapan.
Ketika siang tiba, matahari memancarkan sinarnya, terlihatlah tumbuh-tumbuhan dan hewan yang menghuni bukit itu.
Kewujudan di atas bukit itu menjadi nyata karena diterangi oleh cahaya matahari.
Cahaya menzahirkan kewujudan dan gelap yang membungkusnya.
Jika kegelapan hanya sedikit maka kewujudan kelihatan samar.
Sekiranya kegelapan itu tebal maka kewujudan tidak kelihatan lagi.
Hanya cahaya-lah yang dapat menzahirkan kewujudan, karena cahaya dapat menghalau kegelapan.
Jika cahaya matahari dapat menghalau kegelapan yang menutupi benda-benda alam yang nyata, maka cahaya Nur Ilahi pula dapat menghalau kegelapan yang menutup hakekat-hakekat yang gaib.
Mata di kepala melihat benda-benda alam,
Mata hati melihat pada hakekat-hakekat.
Banyak-nya benda alam yang di-lihat oleh mata karena banyaknya cermin yang membalikkan cahaya matahari, sedangkan cahaya hanya satu jenis saja dan datangnya dari matahari yang satu jua.
Begitu juga halnya pandangan mata hati. Mata hati melihat banyaknya hakekat karena banyaknya cermin hakekat yang membalikkan cahaya Nur Ilahi, sedangkan Nur Ilahi datangnya dari Nur yang satu yang bersumber dari Zat Yang Maha Esa.
Kegelapan yang menutupi mata hati menyebabkan hati terpisah dari kebenaran.
Hatilah yang tertutup sedangkan KEBENARAN TIDAK PERNAH TERTUTUP.
Dalil atau bukti yang dicari bukanlah untuk menyatakan kebenaran
tetapi untuk mengeluarkan hati dari lembah kegelapan ke cahaya yang terang benderang untuk melihat kebenaran yang memang selalu tersedia ada, bukan mencari kebenaran baru.
Cahaya-lah yang menerangi dan membuka penutup hati.
Nur Ilahi adalah cahaya yang menerangi hati dan mengeluarkannya dari kegelapan serta membawanya menyaksikan sesuatu dalam keadaannya yang asli.
Apabila Nur Ilahi sudah membuka penutup hati dan cahaya terang telah bersinar maka mata hati dapat memandang kebenaran dan KEASLIAN yang selama ini disembunyikan oleh alam nyata.
Bertambah terang cahaya Nur Ilahi yang diterima oleh hati bertambah jelas kebenaran yang dapat dilihatnya.
Pengetahuan yang diperolehi melalui pandangan mata hati yang bersuluhkan Nur Ilahi dinamakan ilmu LADUNI atau ilmu yang diterima dari Allah s.w.t secara langsung.
Kekuatan ilmu yang diperolehi bergantung kepada kekuatan hati menerima cahaya Nur Ilahi.
Murid yang masih pada peringkat permulaan hatinya belum cukup bersih, maka cahaya Nur Ilahi yang diperolehinya tidak begitu terang.
Oleh karena itu ilmu laduni yang diperolehinya masih belum mencapai peringkat yang halus-halus.
Pada tahap ini hati kadang mengalami kekeliruan.
Kadang-kadang hati menghadap kepada yang kurang benar dengan membelakangi yang lebih benar.
Orang-orang pada peringkat ini perlu mendapatkan penjelasan dari ahli-ahli makrifat yang lebih arif.
Apabila hatinya semakin bersih cahaya Nur Ilahi semakin bersinar meneranginya dan dia mendapat ilmu yang lebih jelas.
Lalu hatinya menghadap kepada yang lebih benar, sehingga dia menemui KEBENARAN YANG HAKIKI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar