Laman

Kamis, 10 April 2014

ITTAQULLAAH ITTAQULLAAH..

Barang saiap dimuliakan-Nya, maka takkan ada
yang mampu menjadikannya hina.
Dan barang siapa dihinkan-Nya, tak akan ada yang mampu menjadikannya mulia.
Jika Allah berkehendak
menimpakan keburukan untukmu, tak seorang
pun sanggup mencegahnya, selain DIa sendiri.

Dan Jika Ia berniat melimpahkan kebaikan, tak
seorang pun sanggup menahan turunnya rahmat-
Nya.
Nah, bila kau mengeluh terhadap-Nya, padahal
kau nikmati rahmat-Nya, kau sudah tamak, dan menutup mata atas yang kau miliki, maka Allah
murka kepadamu, mencabut kembali nikmat-Nya
darimu, Mewujudkan segala keluhanmu,
melipatgandakan kesusahanmu, dan
memperhebat hukuman, kemurkaan dan
kebencian-Nya kepadamu,.
Kau menjadi
terhinakan di mata-Nya.
Oleh karena itu, janganlah mengelih sedikitpun,
walau jasadmu digunting-gunting menjadi
serpihan-serpihan kecil daging.
Selamatkanlah dirimu!
Takutlah kepada Allah!
Takutlah kepada Allah!
Takutlah kepada Allah!.

RUMAH TANGGA ISLAMI


Pada tazkiroh pekan lalu telah disampaikan pengantar mengenai pernikahan ditinjau oleh sudut pandang Islam.
Sebelum kita meminta "mediator" untuk mencarikan pasangan hidup kita, cobalah kita renungkan pertanyaan berikut:
Rumah tangga macam apa yang akan kita bangun?
Di bawah ini ada beberapa contoh rumah tangga yang ada di sekitar kita (bisa ditambahkan lagi dan silakan dipilih mana yang cocok) :
1. RUMAH TANGGA BISNIS
Pada awal dibinanya rumah tangga ini telah dihitung-hitung berapa keuntungan materi yang akan diperoleh, bila aku menikah dengan si fulan, berapa tabunganku akan bertambah saat menikah dan setelah menikah.
Apa pasanganku nanti dapat menambah hartaku atau malah akan mengurangi.
Dan bila kami nanti punya anak, berapa anak yang kira-kira dapat menguntungkan usaha yang kami jalankan saat ini dst.
Rumah tangga seperti ini banyak sekali ditemukan di negara Barat yang hanya berfikir pada materi.
Allah telah berfirman: "Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan (pula) anak-anak kamu yang mendekatkan kamu kepada Kami sedikitpun; tetapi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, merekalah itu yang memperoleh balasan yang berlipat ganda disebabkan apa yang telah mereka kerjakan; dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam surga)." (QS. 34:37)
2. RUMAH TANGA "BARAK"
Yang terdengar dari rumah tangga ini hanya perintah-perintah atau komando-komando layaknya jendral kepada kopralnya. Bila si kopral tidak melaksanakan atau lalai menjalankan tugas, maka konsekwensinya adalah hukuman, baik berupa umpatan atau bahkan pukulan.
Di sini tidak ada suasana dialogis yang mesra, anggota keluarga yang berperan sbg kopral, selalu merasa tertekan dan takut bila ada sang jendral di rumah, dan selalu berdoa dan berharap agar sang jendral segera berlalu keluar rumah..
3. RUMAH TANGGA "ARENA TINJU
(Bersambung)...

Kisah kelebihan yang diberikan kepada umat Nabi Muhammad saw


Allah SWT selesai menciptakan Jibrail as dengan bentuk yang cantik, dan Allah menciptakan pula baginya 600 sayap yang panjang , sayapitu antara timur dan barat (ada pendapat lain menyatakan 124, 000 sayap).
Setelah itu Jibrail as memandang dirinya sendiri dan berkata:

Wahai Tuhanku, adakah engkau menciptakan makhluk yang lebih baik daripada aku?
Lalu Allah swt berfirman yang bermaksud..Tidak
Kemudian Jibrail as berdiri serta solat dua rakaat kerana syukur kepada Allah swt. dan tiap-tiap rakaat itu lamanya 20,000 tahun. Setelah selesai Jibrail as solat,
Maka Allah SWT berfirman yang bermaksud.
Wahai Jibrail, kamu telah menyembah aku dengan ibadah yang bersungguh-sungguh, dan tidak ada seorang pun yang menyembah kepadaku seperti ibadat kamu, akan tetapi di akhir zaman nanti akan datang seorang nabi yang mulia yang paling aku cintai, namanya Muhammad. Dia mempunyai umat yang lemah dan sentiasa berdosa, sekiranya mereka itu mengerjakan solat dua rakaat yang hanya sebentar sahaja, dan mereka dalam keadaan lupa serta serba kurang, fikiran mereka melayang bermacam-macam dan dosa mereka pun besar juga. Maka demi kemuliaannKu dan ketinggianKu, sesungguhnya solat mereka itu Aku lebih sukai dari solatmuitu. Kerana mereka mengerjakan solat atas perintahKu, sedangkan kamu mengerjakan solat bukan atas perintahKu.
Kemudian Jibrail as berkata: Ya Tuhanku, apakah yang Engkau hadiahkan kepada mereka sebagai imbalan ibadat mereka?
Lalu Allah berfirman yang bermaksud. Ya Jibrail, akan Aku berikansyurga Ma'waa sebagai tempat tinggal…' Kemudian Jibrail as meminta izin kepada Allah untuk melihat syurga Ma'waa. Setelah Jibrail as mendapat izin dari Allah SWT maka pergilah Jibrail as dengan mengembangkan sayapnya dan terbang, setiap dia mengembangkan dua sayapnya dia boleh men empuh jarak perjalanan 3000 tahun, terbanglah malaikat Jibrail as selama 300 tahun sehingga ia merasa letih dan lemah dan akhirnya dia turun singgah berteduh di bawah bayangan sebuah pohon dan dia sujud kepada Allah SWT lalu ia berkata dalam sujud:
Ya Tuhanku apakah sudah aku menempuh jarak perjalanan setengahnya, atau sepertiganya, atau seperempatnya?
Kemudian Allah swt berfirman yang bermaksud. Wahai Jibrail, kalau kamu dapat terbang selama 3000 tahun dan meskipun aku memberikan kekuatan kepadamu seperti kekuatan yang engkau miliki, lalu kamu terbang seperti yang telah kamu lakukan, nescaya kamu tidak akan sampai kepada sepersepuluh dari beberapa perpuluhan yang telah kuberikan kepada umat Muhammad terhadap imbalan solat dua rakaat yang mereka kerjakan…
Marilah sama2 kita fikirkan dan berusaha lakukan…. Sesungguhnya Allah S.W.T telah menyembunyikan enam perkara iaitu :
Allah S.W.T telah menyembunyikan redha-Nya dalam taat.
Allah S.W.T telah menyembunyikan murka-Nya di dalam maksiat.
Allah S.W.T telah menyembunyikan nama-Nya yang Maha Agung di dalam Al-Quran.
Allah S.W.T telah menyembunyikan Lailatul Qadar di dalam bulan Ramadhan.
Allah S..W.T telah menyembunyikan solat yang paling utama di dalam solat (yang lima waktu).
Allah S.W.T telah menyembunyikan (tarikh terjadinya) hari kiamat di dalam semua hari.
Semoga kita mendapat berkat daripada ilmu ini.
Ilmu yang bermanfaat ialah salah satu amal yang berkekalan bagi orang yang mengajarnya meskipun dia sudah meninggal dunia..

TEHNIK MEMECAHKAN DIRI MEMECAHKAN ROH

RENUNGANKU
TEHNIK MEMECAHKAN DIRI
MEMECAHKAN ROH
Dalam ilmu tarikat hakikat dan makrifat..
Mungkin pernah mendengar tentang...
Memecahkan diri atau memecahkan roh...
Seseorang tengah tafakur dirumah...
Tetapi ada yg nampak sholat di surau...
Jalan jalan, bahkan mengajar muritnya..
yg jaraknya beribu batu...padahal diri..
Aslinya tengah tafakur, zikir..atau melakukan amalan...
Teknik nie...boleh digunakan tuk berbagai kegunaan..
Tetapi cukup susah mau belajar teknik nie...
Karna Orang yg dipilih tuhan yg boleh...
Atau kesucian hatinya tehnik nie jadi...
Sebelum memecahkan diri...
Diri kena kuat..agar serangan serangan..
Dari jin , setan , iblis dapat ditahan...
Atau lawanmu dpat dapat dielakan..
Sebelum memecahkan diri...
Engkau kena ada senjata dlm dirimu..
Senjata dia itulah anak kuncimu...
Dulu arwah guruku...
BAPAK BAGINDO MUKTAR..
Mendapatkan kunci senjata ALIP LAM MIM
Tetapi..aku dan rekan seperjuanganku
Menenukan banyak kunci dlm diri..
kunci kunci nie berlainan nama dan kegunaan..
Sepuluh dikanan dan sepuluh lagi dikiri..
Dan satu ditengah dada..
Aku namakan kunci 21...
Setelah kunci 21 ada...
Maka brulah kursani dalam dirimu dihidupkan..
Apa bila kursani ini sudah disatukan dgn dirimu...
Maka pakean perang dan lengkap dgn senjata...
Engkau dapatkan....
Barulah...teknik memecahkan diri ini dapat dilakukan...
Karna diri yg dipecahkan sudah ada perlindungan...
yaitu..kunci 21...kursani, dan pakean perang lengkap
Dengan senjatanya...
Maka kita kidak kuatir diri akan terluka...
Karna sudah ada perlengkapan sendiri...
Tehnik nie berdasarkan kajian aku dan kwanku..
Yg sama sama..gila pasal mau menemukan ...
Sebuah ilmu baru yg lebih cepat...berdasarkan kajian bapak..
Dulu guruku dlm ilmu hakikat...
Banyk cerita tentang tehnik nie..
Tetapi care tue sangat lama...
Berjikir berbulan bulan bahkan makan tahun..
Bru diri boleh dipecahkan...
Tetapi Aku dan kwanku ...
Menemukan cara baru...
itu tergantung pada hati dan tenaga orang tersebut..
Kalau hati die bersih dan tenaga besar...
Dalam 3 atau 7 hari..berhasil...
PAKEAN PERANG.../ PAKEAN GAIB..
Biasa pakean ini ada pada orang orang silat...
Untuk mendapatkan pakean ini...
Kwanku bercerita..bahwa guru nya...
berjikir ditepi laut dalam 3 bulan...
ponm hanya mendapat senjata gaib sebilah keris..
Tetapi pakean ini tidak dapat...
karna begitu susahnya mau mendapatkan...
KURSANI...
Kursani ini duduk dekat Sulbi / tulang sulbi...
Apabila dia naik, badan mcm diselaputi pakean...
Kursani ini turun selepas ruh diturunkan..
Tujuannya agar roh atau diri dapat selamat...
Dari ancaman musuh musuhnya...
yaitu jin setan dan iblis..atau berbagai...
Bgi yang belum pernah mendengar cerita ini..
Maka cerita ini mcm lawak atau ahli komik..
Tapi terpulanglah pda yg membaca..


ingin Ku kesana..di sebrang jalan yg Terang ,Bersama Mereka

Wahai Tuhanku yang Maha pengasih ..
Sesungguhnya penghambaanku padaMu sangat belum bisa terhitung layak..
Aku sering kali melawan perintahMu..
Aku tidak tahu adab yang baik kepadaMu.. dan kepada MakhluqMu..

Wahai Tuhanku..
Berikanlah padaku yang bisa membantuku berdiri ..beradab kepadaMu dan mendorongku untuk taat kepadaMu..
...wahai Tuhanku..
Dengan Luasnya samudera RahmatMu dan besarnya KerajaanMu yang tak kan pernah habis walau kami semua memintanya
Daku ingin mmohon sedikit padaMu..berikanlah walau sedikit dariMu untukku..

Wahai Tuhanku..
Dengan Bertawasul kepada kekasih tercintaMu Muhammad Yang terkasih dan para kekasihMu sebanyak yang ada di langit dan Di Bumi..
Berikanlah kepadaku sama seperti apa yang telah Engkau berikan kepada hamba hambaMu yang Shalih sebelum aku...

Yaa Fattaahu Yaa 'Aliim.
Yaa Hayyu Ya Qayyuum.
Malikul mulk dzuljalaaliwal ikram..
Rabbul 'Arsyil 'Adziim..
Laa ilaaha illaa Anta..

Menjadi Sufi Yang Kaya Lahiriah Zuhud Batiniah

Di tengah era modern yang diwarnai kehidupan keduniaan (hedonisme) dan materialisme, masyarakat selalu disibukkan oleh aktivitas yang berkenaan dengan pengumpulan materi sebanyak mungkin. Ini seiring dengan tuntutan dan kebutuhan hidup yang makin kompetitif dalam arus globalisasi yang selalu berorientasi bisnis.
Dengan kata lain, manusia hidup di dunia ingin menjadi kaya dengan menempuh cara apa pun, halal atau haram. Keinginan untuk kaya bukan lagi keharusan tetapi sudah menjadi sifat dasar manusia modern.
Dalam tradisi tasawuf, para sufi menempatkan kemiskinan dan al-faqru (kefakiran) pada maqam (jenjang) yang tinggi sebagai salah satu syarat agar dapat wushul (sampai) dan makrifat (mengenal) Allah. Mereka mempraktikkan al-faqru dengan gaya hidup yang benar-benar jauh dari kemewahan dan kemegahan dunia.
Mereka memilih jalan hidup yang penuh penderitaan, kesedihan, cobaan dan kemiskinan. Imam al-Ghazali dalam kitab karangannya Ihya Ulumuddin, memaparkan keunggulan dan keutamaan al-faqru sampai berpuluh-puluh halaman tetapi dalam memaparkan keutamaan harta dan kekayaan hanya sedikit dan sekilas.
Sebenarnya Islam tidak pernah melarang umatnya untuk mengumpulkan harta kekayaan (hubbud dunya) sebanyak mungkin, bahkan menganjurkan umatnya tidak melupakan bagian dunianya di samping akhiratnya. Islam menganjurkan adanya balance kepentingan duniawi dan ukhrawi sebagaimana firman Allah: "... Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah padamu kebahagiaan negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari kenikmatan dunia". (QS. Al-Qashash: 77)
Dikuatkan hadis Nabi Saw yang diriwayatkan Al-Khatib dari Anas ra: "Sebaik-baik kamu adalah orang yang tidak meninggalkan akhirat untuk memperoleh dunianya dan tidak meninggalkan dunianya untuk memperoleh akhiratnya (tetapi harus keduanya) dan janganlah kamu membuat susah masyarakat".
Islam hanya tidak membenarkan hati kita terlalu kumanthil (melekat, red) terhadap harta benda sehingga dapat melupakan dan melalaikan kewajiban taat dan menyembah Allah SWT. Inilah inti dari sifat zuhud (menghindari dunia). Banyak orang salah mengartikan bahwa zuhud harus miskin dan menderita tanpa harta benda. Padahal pengertian zuhud yang sebenarnya adalah sebagaimana penjelasan Sufi Agung Sufyan as-Tsauri, "Memendekkan angan-angan hati kita kepada urusan dunia bukan berarti makan yang tidak enak dan berpakaian compang-camping".
Jadi bila ada orang yang kaya raya tetapi hatinya tidak selalu memikirkan dunia berarti orang tersebut mempunyai sifat zuhud dan sebaliknya bila ada orang miskin tetapi hatinya selalu memikirkan urusan dunia berarti orang tersebut tidak zuhud tetapi hubbud dunya. Intinya, zuhud bukan dilihat dari kaya atau miskin tetapi dari hatinya.
Pengertian zuhud sendiri dalam Al Qur'an dijelaskan dalam surat Al-Hadid ayat 23: "Supaya kau tidak berputus asa terhadap sesuatu yang telah hilang di hadapanmu dan tidak terlalu gembira terhadap karunia yang datang padamu".
Ada yang unik dari penjelasan Al-Ghazali dalam Ihya-nya: "Az-Zuhdu fi az-Zuhdi bin idhari diddihi" (zuhud dalam pengertian zuhud yang sebenarnya adalah menampakkan perbuatan yang seolah-olah bertentangan dengan zuhud itu sendiri). Beliau mengartikannya kesempatan seorang arif yang zuhud adalah meninggalkan keinginan syahwatnya karena Allah, tetapi terkadang juga menampakkan dirinya mengikuti syahwatnya dengan tujuan menutupi derajat kesufiannya di mata masyarakat sehingga ia tidak terganggu dari penilaian mereka seperti dihormati, dipuji, dikultuskan, diagungkan atau dicela.
Dalam Islam, harta kejayaan bisa menjadi sesuatu yang terpuji bila digunakan untuk kemaslahatan dan kepentingan dunia dan agama, sehingga dalam Al Qur'an, Allah sering menyebut harta dengan khair (kebaikan) dengan catatan banyak atau sedikitnya rezeki tidak ditentukan ketakwaan seseorang tetapi memang sudah ditentukan dalam catatan amal sebagaimana sabda Rasulullah Saw: "Rezeki telah dibagi dan dialokasikan sesuai bagian yang telah ditentukan. Ketakwaan seseorang tidak berarti menambah rezekinya dan kefasikan seseorang tidak pula berarti mengurangi rezekinya".
Seorang sufi ternama, Sa'id bin Musayyab pernah berkata, tidak ada kebaikan bagi orang yang tidak mau mengumpulkan harta dari barang halal. Bahkan Sufyan as-Tsauri dengan tegas mengatakan, "Harta di zaman sekarang adalah senjata ampuh bagi orang mukmin". Rasulullah Saw sendiri mengakui betapa pentingnya harta kekayaan sebagai penopang hidup manusia modern baik urusan dunia maupun agamanya sebagaimana sabda Beliau yang diriwayatkan oleh At-Thabrani: "Apabila akhir zaman datang maka penopang agama dan dunia seseorang adalah dirham dan dinar".
Dari penjelasan di atas, jelaslah menanamkan pola hidup miskin di zaman modern sebagaimana yang diajarkan para sufi terdahulu merupakan konsep usang yang harus ditinggalkan dan sudah tidak cocok dengan era globalisasi sekarang. Terbukti kini banyak para kyai, ulama dan mursyid tarekat yang nota bene pewaris para nabi mempunyai rumah mewah, kendaraan yang sangat mahal dan harta yang berlimpah.
Sebuah pemandangan yang kontras dan jauh berbeda dengan gaya hidup panutannya, Rasulullah Saw.
Beliau menggoreskan sejarah hidupnya dengan hidup miskin tetapi tidak berarti menyuruh atau menganjurkan hidup miskin, sebab kenyataannya banyak sahabat Beliau yang kaya raya bahkan beliau mengawinkan dua putrinya kepada sahabat yang kaya raya, Ustman bin Affan ra. Ketika beliau ditawari hidup kaya oleh Allah, beliau menjawab dengan dua alasan; pertama, beliau malu kepada para nabi dan rasul terdahulu karena mereka merasakan kepedihan luar biasa dalam menyampaikan Risalah Allah, tidak hanya lapar dan miskin tetapi juga cacian, siksaan dan cobaan yang datang silih berganti, toh mereka tetap sabar dan tabah.
Ketika Beliau ditanya tentang kebiasaan seseorang yang berpakaian dan memakai perhiasan bagus, Beliau menjawab: Inna Allah jamilun yuhibbul jamal (Allah adalah Tuhan Yang Maha Indah dan menyukai keindahan). Jadi Beliau juga memberi justifikasi kepada umatnya untuk hidup mewah asal tetap taat dan tidak lalai terhadap kewajiban Allah. Adapun kepada umatnya yang hidup miskin, beliau menghibur dan meyakinkan bahwa Allah akan memberi anugerah yang besar melebihi orang kaya kepada orang miskin di akhirat kelak asal sabar dan menerima.
Yang menarik, ada penjelasan dari seorang sufi besar, Imam as-Syadzili yang selalu menganjurkan hidup "ngota" dan parlente, beliau menyarankan pada para sahabatnya, "Makanlah makanan yang paling lezat, minumlah minuman yang paling enak, berpakaianlah dengan pakaian yang paling mahal sebab bila seseorang telah melakukan itu semua dan berkata "Alhamdulillah", maka semua anggota badannya menjawab dan mengakui dengan bersyukur. Sebaliknya bila seseorang makan hanya gandum dengan garam, berpakaian lusuh, tidur di lantai, minum air tawar kemudian ia berkata, "Alhamdulillah", maka seluruh anggota badannya malah marah, bosan dan mencela pada orang yang mengatakan itu, sebab anggota badan tersebut merasa tidak diberi hak yang selayaknya, tidak sesuai antara pernyataan syukur dan kenyataannya.
Seandainya ia bisa melihat langsung, tentunya ia akan melihat kebosanan dan kemarahannya. Tentunya ia memilih dosa karena membohongi anggota badannya, kalau begitu lebih baik orang yang menikmati kesenangan dunia dengan penuh keyakinan kepada Allah sebab pada hakikatnya orang yang menikmati kesenangan dunia adalah melakukan sesuatu yang diperbolehkan Allah dan barang siapa menimbulkan kebosanan dan kemarahan pada anggota badannya pada hakikatnya melakukan sesuatu yang diharamkan Allah".
Dari penjelasannya, beliau memberikan pembenaran dan pembelaan yang kuat bahwa seorang sufi boleh hidup mewah di dunia dengan catatan memakai pakaian yang mahal dengan niat menampakkan nikmat Allah bukan untuk memuaskan nafsunya. Juga makan dan minum yang lezat dengan niat agar seluruh anggota badannya dapat bersyukur dengan anugerah yang telah diberikan-Nya. Bahkan beliau tidak menghendaki seorang sufi yang miskin, lusuh, kumal, dekil dan kucel. Ini dibuktikan dalam sejarah, beliau selalu memakai pakaian yang mewah dan mahal, berkendaraan yang bagus dan berbagai fasilitas yang serba lux, sangat berbeda dengan gaya hidup para sufi pada umumnya.
Toh beliau tetap mempunyai reputasi dan nama yang harum sebagai sufi agung, dijadikan panutan dan dikagumi hingga sekarang. Sebab kenyataannya beliau menggunakan fasilitas kemewahan dunia semata-mata untuk kepentingan ibadah kepada Allah dan untuk kepentingan umum umat Islam pada zamannya, sebuah ibadah sosial yang dianjurkan dalam Islam. Imam as-Syadzili mengilustrasikan gaya hidup mewahnya dengan sebuah kisah.
Pada suatu hari ada seseorang yang hendak bertemu Imam Abu Hasan Ali al-Syadzili di rumahnya. Karena belum tahu rumahnya, ia bertanya kepada orang lain, orang itu segera pergi ke tempat yang ditunjukkan, begitu sampai ke alamatnya, ia tidak jadi masuk ke rumah itu, karena ia mendapatkan sebuah bangunan rumah bagai istana raja yang sangat indah dan megah. Ia tidak percaya kalau itu rumah tempat tinggal imam yang dicarinya. Dalam hatinya ia yakin bahwa seorang wali tidak akan hidup semewah itu. Seorang wali adalah orang yang hidup sederhana dan pasti mengamalkan zuhud, yaitu sikap menjauhi dunia. Melihat kenyataan itu, ia segera pulang, tetapi di tengah jalan ia berjumpa dengan seorang pengendara kereta kuda yang mewah mempersilahkan naik bersamanya. Dengan penuh rasa waswas akhirnya ia menerima tawaran orang tersebut. Dalam pembicaraan di atas kereta, diketahuilah bahwa pengendara kereta itu tidak lain Imam Abu Hasan al-Syadzili sendiri.
Ketika ia tahu siapa yang ditumpanginya, ia pun tidak berani menyembunyikan niatnya semula dan mengatakan bahwa sebenarnya ia baru saja pergi ke rumah beliau. Namun niat itu digagalkan karena tidak percaya bahwa rumah itu adalah rumah Sang Imam. Mendengar penuturan tersebut, Imam Abu Hasan kemudian memberikan sebuah gelas yang berisi minuman anggur pilihan. Ia sangat kagum karena selama hidupnya belum pernah melihat dan meminum anggur semacam itu. Rasa kagum itu membuatnya merasa takut kalau anggur itu tumpah atau gelasnya terlepas dari genggamannya. Apalagi kereta yang ia tumpangi sedang lari kencang mengelilingi kota. Seluruh perhatiannya tertuju pada gelas dan anggur sehingga ia tidak bisa menikmati indahnya perjalanan dan megahnya pemandangan kota sekelilingnya.
Setelah selesai mengelilingi kota, kereta beliau berhenti di halaman rumahnya tanpa disadari orang tersebut, ia terus saja memperhatikan anggurnya. Ia baru sadar setelah Sang Imam bertanya kepadanya: "Bagaimana perjalanan tadi, apakah kamu bisa menikmati keindahan kota ini?" Ia tidak bisa menjawab karena selama perjalanan memang tidak melihat apa-apa selain anggur yang ada di tangannya. Sebelum orang itu menjawab, Imam Syadzili melanjutkan kata-katanya, "Nah, antara kamu, keindahan kota dan anggur di tanganmu itu ibarat aku sendiri dengan hartaku dan Allah dalam batinku. Karena perhatianku hanya tertuju kepada Allah, aku tidak pernah peduli apakah kota ini indah atau tidak." Orang itu memahami apa yang dilihat dan didengarnya. Ia gembira karena mendapatkan pelajaran zuhud dari Sang Imam.