Laman

Sabtu, 22 Maret 2014

IRI HATI, BAHAYANYA DAN JENIS IRI YANG DIPERBOLEHKAN

قال الغزالي : الحسد هو المفسد للطاعات الباعث على الخطيئات وهو الداء العضال الذي ابتلي به كثير من العلماء فضلا عن العامة حتى أهلكهم وأوردهم النار وحسبك أن الله أمر بالاستعاذة من شر الحاسد فقال : * (ومن شر حاسد إذا حسد) * كما أمر بالاستعاذة من شر الشيطان



Imam al-Ghozali berkata “Iri dapat merusakkan segala ketaatan serta menimbulkan berbagai dosa dan kesalahan, iri adalah penyakit berat yang menjadi cobaan besar bagi kebanyakan orang-orang alim terlebih orang-orang awam, ia mampu menghancurkan serta menyeret mereka kejurang api neraka, sebagaimana Allah memerintahkan hambanya berlindung dari godaan syetan, Allah perintahkan untuk berlindung dari orang-orang yang IRI HATI, Allah berfirman :

”dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki". (QS. 113:5)

Faidh al-Qadiir III/549



وَقَال صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ حَسَدَ إِلاَّ فِي اثْنَتَيْنِ : رَجُلٍ آتَاهُ اللَّهُ الْقُرْآنَ فَهُوَ يَتْلُوهُ آنَاءَ اللَّيْل وَآنَاءَ النَّهَارِ ، وَرَجُلٍ آتَاهُ اللَّهُ مَالاً فَهُوَ يُنْفِقُهُ آنَاءَ اللَّيْل وَآنَاءَ النَّهَارِ (1)

__________

(1) حديث : " لا حسد إلا في اثنين : رجل آتاه . . . " . أخرجه البخاري ( الفتح 13 / 502 ط السلفية ) ومسلم ( 1 / 558 ط الحلبي ) من حديث عبد الله بن عمر .



Nabi Muhammad Saw bersabda, ”Iri hati (hasad) itu tidak diperbolehkan, kecuali terhadap dua hal, seseorang yang dikaruniai Allah kemampuan al-Qur’an dan ia terus menerus membacanya diwaktu malam dan siang dan seseorang yang dikaruniai harta yang banyak oleh Allah dan ia membelanjakannya (menginfaqkannya) malam dan siang.” (HR. Bukhari-Fath al-Baari XIII/502, Muslim I/558 dari Abdullah Bin Umar ra.)



قال العلماء الحسد قسمان حقيقي ومجازي فالحقيقي تمنى زوال النعمة عن صاحبها وهذا حرام بإجماع الأمة مع النصوص الصحيحة وأما المجازي فهو الغبطة وهو أن يتمنى مثل النعمة التي على غيره من غير زوالها عن صاحبها فإن كانت من أمور الدنيا كانت مباحة وان كانت طاعة فهي مستحبة



Berkata Orang-orang Alim “Iri terbagi atas dua bagian :

• HAQIQI ialah iri dalam arti mengharapkan hilangnya kenikmatan dari orang sedang mendapatkannya, yang demikian haram secara kesepakatan ulama berdasarkan dalil-dalil nash yang tegas

• MAJAZI ialah iri dalam arti mengharapkan nikmat seperti nikmat yang diberikan pada orang lain tanpa berharap hilangnya kenikmatan tersebut dari lainnya, bila yang ia harapkan hal0hal yang bersifat duniawi maka hukumnya mubah (boleh), dan bila berupa ketaatan maka sangat dianjurkan, itulah arti iri yang terkandung dalam hadts nabi diatas.

Syarh an-Nawaawy alaa Muslim VI/97

Iri yang diperbolehkan itu namanya adalah al-Ghibthoh.

GELAR DAN KE ISTIMEWA,AN FATIMAH AZ ZAHRA..



وفي الفتاوى الظهيرية للحنفية أن فاطمة لم تحض قط ولما ولدت طهرت من نفاسها بعد ساعة لئلا تفوتها صلاة قال : ولذلك سميت بالزهراء وقد ذكره من صحبنا المحب الطبري في ذخائر العقبى في مناقب ذوي القربى وأورد فيه حديثين أنها حوراء آدمية طاهرة مطهرة لا تحيض ولا يرى لها دم في طمث ولا ولادة وفي الدلائل للبيهقي أن المصطفى صلى الله تعالى عليه وعلى آله وسلم وضع يده على صدرها ورفع عنها الجوع فما جاعت بعد ، وفي مسند أحمد وغيره أنها لما احتضرت غسلت نفسها وأوصت أن لا يكشفها أحد فدفنها علي بغسلها ذلك وذكر العلم العراقي أن فاطمة وأخاها إبراهيم أفضل من الخلفاء الأربعة بالاتفاق.

Dalam Kitab fataawa adz-Dzahiriyyah dikalangan Hanafiyyah disebutkan “Sesungguhnya Fathimah tidak pernah mengalami haid sama sekali, saat beliau melahirkanpun langsung suci dari nifasnya setelah sesaat agar tiada terlewatkan shalat baginya, karenanya beliau diberi nama AZ_ZAHRA”

Al-Muhib at-Thabry dalam Dzakhaair al-‘Uqbaa saat menuturkan manaqib (biografi) kerabat-kerabat Nabi menjelaskan “Terdapat dua keterangan hadits “Beliau bidadari manusia, wanita suci dan disucikan tiada mengalami haid, tidak terdapati bercak darah dalam tamu bulanan dan masa melahirkannya”

Dalam ad-Dalaa-il nya al-Baehaqy dijelaskan “Sesungguhnya Nabi Muhammad yang terpilih shallallaahu alaihi wasallam meletakkan tangan didada Fathimah dan dihilangkan rasa kelaparan, setelahnya Fathimah tida pernah berasa lapar”

Dalam Musnad Imam Ahmad disebutkan “Kala kematian hendak menghampiri Fathimah, beliau beliau mandi dengan sendirinya dan berwasiat agar seorangpun tidak membuka (tubuhnya), kemudian sayyidina Ali ra. menguburkannya dengan mandinya tersebut”

Al-‘Iraaqy menjelaskan “Sesungguhnya Fathimah dan saudara laki-lakinya lebih mulia ketimbang 4 kholifah ar-Raasyidiin dengan kesepakatan ulama”
Faidh al-Qadiir IV/555

ما اختصت به فاطمة رضوان الله عليها من المزايا الكثيرة على أخواتها :
منها ما ورد أن الله زوجها لعلي كرم الله وجهه في السماء قبل أن يتزوجها في الأرض .
ومنها : تمييزها عليهنّ بأنها سيدة نساء أهل الجنة .
ومنها : تمييزها عليهنّ بتسميتها بالزهراء إما لعدم كونها لا تحيض من غير عِلَّة فكانت كنساء الجنة ، وإمَّا كونها على ألوان نساء الجنة أو لغير ذلك ، فهذه المذكورات ونحوهما مما امتازت به من الفضائل لا يبعد أن تكون هي الحكمة في بقاء نسلها في العالم أَمْناً له من عموم الفتن والمحن

Fathimah memiliki keistimewaan melebihi saudara-saudaranya :
• Terdapat keterangan bahwa Allah menikahkannya dengan Sayyidina Ali ra. dilangit sebelum dinikahkan dibumi
• Beliaulah yang dinobatkan menjadi penghulu (pemimpin) wanita-wanita penduduk syurga
• Beliau bergelar AZ_ZAHRA karena tidak pernah menjalani haid layaknya wanita-wanita syurga, atau karena beliau warna laksana wanita surga, atau karena alasan lainnya
Keterangan-keterangan tersebutlah yang menjadikan beliau beda dalam memiliki kurnia-kurnia Allah yang kemungkinan menjadi hikmah disebalik keturunannya yang akan terus ada dialam ini sebagai ketentraman dari segala bentuk fitnah dan cobaan dijagat raya ini.
Al-Fataawaa al-Hadiitsiyyah li Ibni al-Hajar I/119

Mengenai yang pertama kali menggelari beliau dengan AZ-ZAHRA belum kami temukan selain keterangan dalam kitab dikalangan syi’ah yang menyatakan bahwa gelar tersebut bersifat TAWQIIFY (langsung diajarkan Allah).
Wallaahu A’lamu Bis Showaab

MEMBACA SURAH YASIN DAN AR RA'DU PADA ORANG YANG SEDANG SAKARATUL MAUT...



Masalah membacakan Ayat Quran (surat Yaasiin dan Arra'du) pada orang yang SAKARAT ALMAUT memang ada anjurannya :



ويستحب أن يقرأ عند سورة ( يس )

واستحب بعض التابعين سورة ( الرعد ) أيضا



Dan disunahkan membacakan surat Yaasiin pada orang yang sakit keras (sakarat almaut) sebagian para taabi’iin juga mensunahkan dibacakan surat arra’du



Roudhotut thoolibiin II/97

________________________________



وفي رباعيات أبي بكر الشافعي: ما من مريض يقرأ عند يس إلا مات ريانا، وأدخل قبره ريانا، وحشر يوم القيامة ريانا.

قال الجاربردي: ولعل الحكمة في قراءتها أن أحوال القيامة والبعث مذكورة فيها، فإذا قرئت عليه تجدد له ذكر تلك الاحوال.

(وقوله: والرعد) أي ويسن أن يقرأ عنده الرعد أي لقول جابر بن زيد: فإنها تهون عليه خروج الروح.



Dalam seperempat bahasan milik Abi Bakar assyafi’i dijelaskan :

“Tidak seorang yang sakit (keras) dibacakan surat yaasiin kecuali bila meninggalnya dalam keadaan lega, saat memasuki kuburnya juga lega, saat digiring dihari qiyaamat juga lega”

Imam AlJarbardy berkata “Hikmah membacakan Yasiin adalah sesungguhnya keadaan hari Qiyamat dan kebangkitan disebut dalam surat tersebut, maka saat dibacakan dapat memperbaharui ingatannya kembali tentangnya”

Disunahkan juga membacakan surat arra’du berdasarkan riwayat jabir bin zaid “sesungguhnya surat arra’du dapat memudahkan keluarnya ruh”

______________________________



وروي.

ما من ميت يقرأ عنده يس إلا هون الله عليه.

ويستحب - إذا احتضر الميت - أن يقرأ عنده أيضا سورة الرعد فإن ذلك يخفف عن الميت سكرة الموت، وإنه أهون لقبضه، وأيسر لشأنه.



Dalam sebuah riwayat dijelaskan “Tidak seorang yang (hendak) meninggal saat dibacakan yaasin kecuali Allah memudahkannya”

Disunahkan juga saat menjemput kematian dibacakan surat arra’du karena yang demikian dapat meringankannya dari sakarat almaut, mempermudah tercabutnya ruh, dan meringankan keadaannya.



Hasyiyah iaanah at-thoolibiin II/107,164

_________________________________________



قوله ( وأن يقرأ عنده يس ) أي بتمامها روى الحرث بن أسامة أن النبي صلى الله عليه وسلم قال من قرأها وهو خائف أمن أو جائع شبع أو عطشان سقي أو عار كسي أو مريض شفي دميري وصح في حديث غريب ما من مريض يقرأ عليه يس إلا مات ريانا وأدخل قبره ريانا ع ش على م ر

يندب قراءة الرعد عنده لأنها تسهل طلوع الروح والمراد أن يقرأها بتمامها إن اتفق له ذلك وإلا فما تيسر له منها ولو تعارض عليه قراءتهما فهل يقدم يس لصحة حديثها أو الرعد فيه نظر

وينبغي أن يقال بمراعاة حال المحتضر فإن كان عنده شعور وتذكر للقبر والبعث قرأ سورة يس وإلا قرأ سورة الرعد

ع ش على م ر



Hasyiyah alBujairomi I/449



Wallaahu A'lamu Bis showaab...

Tanda Cinta

Syeikh Ahmad ar-Rifa’yRasulullah Saw, ketika bersabda:
“Pandangan seorang anak kepada kedua orang tuanya adalah ibadah.”

Dalam hadits mulia ini ada rahasia pengagungan cinta kepada Allah Ta’ala, sebagaimana menanjaknya cinta-cita para pecinta kepada Allah ta’ala. Maka memandang pada Allah adalah ibadah.

Anak-anak sekalian. Perlu kalian ketahui bahwa alam rahasia para pecinta, dan hasrat para perindu, adalah kebajikan kaum ‘arifin di dunia, dengan menyebut keluarnya dari dunia, sebagaimana disebutkan keabadian syurga bagi kebaikan ahli syurga. Tak ada yang lebih dicintai oleh pecinta dibanding bertemu Sang Kekasih. Seandainya bukan karena ajal yang telah ditentukan Allah Ta’ala bagi para perindu, pasti sudah mati nyawanya di badannya, karena dahsyatnya rindu kepadaNya.

Anas ra, berkata, “Ditanyakan kepada Rasulullah Saw, “Wahai Rasulullah! Jika saja Allah berkehendak mengabadikan abadi pada para waliNya di dunia?”

Rasulullah Saw, menjawab, “Allah tidak ingin mengabadikan wali-waliNya di dunia, namun Allah memilih wali-wali dan kekasih-kekasihNya, untuk meraih kemuliaan utamaNya. Tidakkah kamu tahu bahwa pecinta selalu merindukan kekasihnya? Sungguh elok bagi orang yang ruhnya dan arahnya adalah bertemu Allah.”

Dalam suatu kisah Abu Hurairah ra, berkata pada kawannya, “Mau pergi kemana kamu?” Kawannya menjawab, “Aku mau membeli sesuatu untuk keperluan keluargaku.”

Lalu Abu Hurairah ra berkata, “Belikan aku kematian, kalau kamu bisa, lakukanlah. Karena begitu lama rinduku kepada TuhanKu. Sedangkan mati lebih kucintai dibanding minum air dingin bagi orang yang kehausan, dan lebih manis ketimbang madu.” Lalu beliau menangis sekeras-kerasnya, sembari berkata, “Duh rindunya aku….kepada Yang Melihatku, tetapi aku tak melihatNya…”. Lalu beliau pingsan.

Uwais ra ditanya, “Bagaimana kabarmu pagi ini?”

“Bagaimana ada kabar pagi bagi orang yang ketika pagi hari tidak ingin datangnya sore hari, dan ketika sore hari tidak ingin datangnya pagi, sedangkan rindunya panjang hingga ke relung hati?” jawabnya.

Tingkat “dekat “ dengan Allah

Tingkat kedekatan seorang hamba dengan Allah itu bermacam – macam sesuai dengan firman Allah dalam Al qur’an
Tingkat “dekat “ dengan Allah
QS. Al Baqarah (2) : 186
Dan apabila hamba-hamba Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon kepada Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
Tingkat kedekatan selanjutnya adalah dikatakan “ lebih dekat “ lagi
Dapat dilihat dalam
QS. Qaaf (50) : 16
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya
Dilanjutkan lagi tingkat kedekatan selanjutnya yaitu Allah meliputi segala sesuatu, bukan Cuma manusia, tapi segala sesuatu
QS. An Nisaa' (4) : 126
Kepunyaan Allah lah apa yang di langit dan apa yang di bumi, dan adalah Allah Maha Meliputi segala sesuatu.
QS. Al Baqarah (2) : 19
Atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena (mendengar suara) petir, sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir
Dan sejumlah ayat-ayat lagi yang menceritakan bahwa Allah meliputi segala makhlukNya. Setidak-tidaknya ada 2 kata yang digunakan. Kadang menggunakan kata mukhith, kadang wasi' ( Syain muhiitho, atau waasi’un )
Tapi intinya, Allah sedang memberikan gambaran betapa Allah itu sedang meliputi makhlukNya, dan sangat dekat dengan mereka.
Kata meliputi ini juga memberi makna 'luas' atau 'besar'. Artinya, ketika dikatakan bahwa Allah meliputi segala sesuatu, maka Dia itu sebenarnya adalah Dzat Yang Amat Sangat Besar Sekali. Sehingga bisa meliputi segala sesuatu, termasuk alam semesta keseluruhannya.
Namun, disamping itu, kata-kata kulli syai in (tiap-tiap sesuatu) di ayat tersebut menggambarkan betapa Allah begitu dekat, karena meliputi tiap-tiap makhlukNya, termasuk setiap
diri manusia. Bahkan setiap bagian terkecil tubuh manusia. Jadi, makna kata 'meliputi' memberikan persepsi sebagai kedekatan makhluk dengan Tuhannya atau sebaliknya. Tapi kedekatan yang bersifat universal.
Materi, energi, ruang, waktu, dan informasi, semuanya terangkum dalam kata "Meliputi" Bahkan termasuk orang-orang yang kafir pun diliputi oleh Allah. DzatNya dekat dengan apa saja dan siapa saja!
Tingkatannya lagi adalah tingkatan “berserta” atau “bersama”
Kata – kata yang digunakan adalah Ma’ash shabiriin ( beserta orang – orang yang sabar ), Ma’akum, ma'akum, ma'ana, ma'hum (bersamamu, bersama-Ku, bersama mereka).
Kata 'bersama' menunjukkan kedekatan secara khusus. Lebih khusus dibandingkan dengan 'meliputi'. Karena itu, penggunaan kata 'bersama' ini langsung dikaitkan dengan objeknya: bersamaMu, bersama-Nya, bersamaKu.
Ada semacam perhatian khusus, ketika Allah mengatakan: Aku bersama dengan orang-orang yang sabar. Seakan-akan Dia ingin menegaskan bahwa Allah akan memberikan pembelaan dan melindungi orang-orang yang sabar.
QS. Al Baqarah (2) : 153
Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.
QS. Al Hadiid (57) : 4
Dialah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa; Kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa, yang naik kepadanya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada, Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
QS. Al Anfal (8) : 46
Dan ta'atlah kepada Allah dan Rasul Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar
Tingkat kedekatan selanjutnya adalah orang – orang yang dapat memandang wajah Allah dimanapun dan kemanpun mereka menghadap.
Qs. Albaqarah : 115
Kepunyaan Allah lah belahan bumi timur dan barat, maka dimanapun engkau menghadap, maka distulah engkau menghadap wajah Allah, sesungguhnya Allah Dzat yang Maha luas dan maha mengetahui
Ayat diatas lebih bersifat khusus bagi orang yang dikehendaki dapat memahami dzat Allah, sehingga dapat musyahadah / dzikir ruh ( memandang dengan keyakinan hati / bathin ) pada Dzat Allah, karena kata – katanya menyebut Wajhullah ( wajah Allah ), sepertinya sangat dekat sekali, tapi oleh Allah dikhususkan bagi orang ‘ulul albab ( yaitu orang – orang yang mengerti hikmah atau essensi suatu hal yang dilihatnya ) kare
QS Al imran :190
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi terdapat tanda – tanda kekuasaan Kami, bagi orang – orang ‘ulul albab, yaitu orang – orang yang berdzikir kepada Allah dalam keadaan berdiri, duduk ataupun berbaring, dan mereka berfikir tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata : “ Ya Tuhan Kami, sesungguhnya tiadalah sia – sia semua yang engkau ciptakan, maha suci Engkau, selamatkan kami dari siksa neraka.
Tingkatan dekat selanjutnya adalah “disisiNya” dan “berserah diri”
QS. Al Kahfi (18) : 65
Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami
QS. Al Kahfi (18) : 82
Dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri
Yang dikisahkan oleh Nabi Khidir seperti telah dijelaskan dlm Al Qur’an, disini terlihat bahwa Nabi khidir sudah dapat menyatukan kehendaknya dengan kehendakAllah, kemauannya / nafsunya sudah lenyap dalam kemauan Allah.
Baginda Nabi SAW pernah juga bersabda :
Ana ahmad bilaa mim
Aku ahmad tanpa mim ( ahad )
Demikian karena baginda nabi SAW sudah lenyap kehendaknya dalam kehendak Allah
Sehingga nabi adalah Al qur’an berjalan, berakhlaq dengan akhlaq Allah sehingga menjadi rahmatan lil ‘alamin
Nabi bersabda demikian, dengan melihat situasi, yaitu beliau tidak sedang berhadapan dengan khalayak ramai atau forum, tetapi didepan para sahabat – sahabat khusus.
Kalau kita cermati hadits nabi yang turun pada sahabat – sahabat khusus, adalah hadits – hadits yang penuh ajaran hikmah dan hakikat.
Untuk mencapai pemahaman tentang Allah seperti saat ini, tentulah kita telah melalui tahapan atau proses, berawal dari ketidaktahuan kita, lalu mendapat hidayah dan bimbingan dari Allah sehingga akhirnya paham seperti saat ini, semestinya kita juga menyadari bahwa semua saudara kita juga mengalami demikian, sehingga jika saudara kita belum sampai pada apa yang telah kita pahami, sebaiknya kita juga ingat bahwa kitapun dulu juga seperti itu, maka hal yang terpenting adalah bagaimana memberikan penjelasan dengan uraian yang tidak terkesan menggurui berdasarkan tingkat pemahaman mereka ( saudara kita sesama salikin ) untuk dibimbing kepada pemahaman selanjutnya ( masalah paham atau tidaknya, adalah hak Allah ), bukan menonjolkan pada terminal mana kita telah paham atau telah sampai, karena ada beberapa hal yang tidak mungkin dijelaskan, maka sebaiknya kita berhati – hati, dan salah satu tanda kepahaman adalah hati – hati dalam menyempaikan sesuatu hal ( ilmu hakikat dan ma’rifah ).

Keharaman kaum lelaki memandang yang bukan muhrimnya ..

Ummu salamah Ra mengatakan bahwa Ibnu Ummi maktum meminta izin kepada Rasulullah S.A.W. Saat itu aku dan maimunah Ra duduk bersama, maka Rasulullah bersabda:
”Bertakbirlah kalian “.
Kami menimpali:”
Bukankah dia orang buta yang tidak dapat memandang kami?”.
Rasulullah bersabda:
”Apa kalian tidak dapat melihatnya juga ?”.

Rasulullah S.A.W mengingatkan : ”LA’ANALLAAHUNNAADZIRA WALMANDZUURA ILAIHI” “Allah melaknat orang yang dipandang dan orang yang dipandangi (membalas pandangan).

Bagi perempuan yang beriman pada Allah, tidak dibenarkan memperlihatkan diri pada setiap orang asing, karena yang tidak terikat oleh pernikahan atau muhrim karena nasab atau sesusuan.
Demikian pula orang lelaki tidak dibenarkan memperhatikan kaum wanita, sebaliknya kaum wanita balas memperhatikan pandangannya.
Sebagaimana kaum lelaki menundukkan pandangannya kepada kaum wanita, maka menjadi kewajiban pula kaum wanita menundukkan pandangan mata terhadap kaum lelaki.

Pendapat itu sebagaimana di tekankan oleh Ibnu Hajar dalam kitab AZ ZAWAJIR. Tidak pula diperbolehkan lelaki bermusafahah(bersalaman) dengan perempuan yang bukan muhrim.
Larangan ini berlaku juga pada perbuatan salingmemberikan.
Sebab itu perkara yang di haramkan memandangnya diharamkan pula memegangnya.

Mengingat dengan cara memegangnya itu ia dapat merasakan kelezatan. Hal ini didasarkan pada dalil bahwa, kalau orang berpuasa lalu berpegangan dengan lawan jenisnya yang menyebabkan inzal(keluar mani), maka puasanya batal.

Tetapi kalau keluarnya mani disebabkan oleh pandangan, puasanya tidak batal. Demikian menurut penjelasan kitab An Nihayah.
Diriwayatkan oleh Thabrani di dalam kitab Al Kabir dari mu’qal bin Yasar bahwa, salah seorang di antaramu yang di lukai kepalanya oleh jarum, itu lebih baik dari pada memegang perempuan yang tidak dihalalkan untuknya.

Rasulullah S.A.W memperingatkan : ”ITTAQUU FITNATADDUN-YAA WAFITNA-TANNISAA FA-INNA AWWALA FITNATI BANII ISRA-IILA KAATAT MINQIBA-LINNISAA. ”

“Takutlah kalian terhadap fitnah dunia dan fitnah kaum wanita. Sebab permulaan fitnah yang menimpa bani isra-il itu adalah kaum wanita”.

Rasulullah S.A.W bersabda:”WAMAA TARAKTU BA’DII FITNATAN ADHARRU ‘ALARRIJAALI MINANNISAA”. (al hadits)

“Dan setelah masaku tidak ada fitnah yang lebih membahayakan terhadap kaum lelaki ketimbang fitnah akibat perempuan

KOSONGKANLAH HATI DARI PENGARUH MAKHLUK


Apabila kita bermaksud supaya hati kita dapat masuk ke dalamnya cahaya-
cahaya Ilahi, cahaya-cahaya Al-Ihsan dan teranglah hati dengannya untuk dapat
menangkap ilmu-ilmu ketuhanan dan sebagian rahasia alam makhluk ini, maka tidak
ada jalan lain selain apa yang telah diungkapkan oleh Maulana Ibnu Athaillah
Askandary dalam Kalam Hikmahnya yang ke-203 sebagai berikut:
"Kosongkanlah hati anda dari segala sesuatu selain Allah,
niscaya Dia akan memenuhi hati anda itu dengan ilmu-ilmu makrifat (ilmu mengenal
Allah dan rahasia-rahasia alam) ketuhanan."
Kalam Hikmah ini kejel;asannya sebagai berikut:
I. Kita diperbolehkan Allah bahkan dianjurkan olehNya menguasai dan
memiliki alam ini sebanyak-banyaknya menurut pandangan lahiriah, walaupun
pada hakikatnya semua itu adalah milik Allah s.w.t. dan Dia adalah penguasa,
pemilik tunggal dan Maha Esa atas semuanya itu. Hal kedaan itu adalah menurut
pandangan "syari'at". Sedangkan menurut pandangan "hakikat",
di samping yang tadi, juga hati kita tidak boleh dipenuhi oleh alam
makhluk ini, tidak boleh dipengaruhi hati kita oleh harta kekayaan kita, oleh
pangkat kita, oleh isteri dan anak-anak kita dan lain-lain sebagainya.
Tetapi yang boleh bahkan yang harus mempengaruhi hati kita ialah Allah
s.w.t. atau dengan kata lain ialah agama kita yakni agama Islam. Selain
daripada Allah, apakah itu alam atas, atau alam bawah, alam dunia, alam
akhirat, alam hissy (yang dapat dijangkau pancaindera) ataupun alam maknawi
(yang bukan hissy), tidak boleh mempengaruhi hati kita.
Apabila hati kita telah kosong dari pengaruh-pengaruh alam
mayapada ini sehingga tidak ada dalam hati kita selain hanya "cinta pada Allah
s.w.t.", barulah Allah mengisi hati kita bahkan memenuhi hati kita dengan ilmu
makrifatNya sehingga hilanglah dari kita segala macam keraguan, naik
kepada tingkat yakin terhadapNya dan apa-apa yang diciptakan dan yang telah
ditentukan olehNya. Pada waktu itu berkumpulah dalam hati kita "Anwar
Al-Malakut" dan "Asrar Al-Jabarut".
Anwar Al-Malakut artinya cahaya-cahaya alam malakut. Yakni alam
bathin atau alam ghaib yang berhubungan dengan arwah dan jiwa manusia.
Sedangkan yang dimaksudkan dengan "Asrar Al-Jabarut", ialah alam pertengahan
yakni alam barzakh (alam kubur) dan alam-alam mahsyar. Jabarut artinya
kekusaan dan paksaan. Sedangkan dalam alam barzakh dan mahsyar, segala sesuatu di
dalamnya adalah menurut apa yang telah ditetapkan Allah dan tidak boleh
dibantah oleh sesiapa pun, meskipun Rasul-rasulNya, semuanya lemah menghadapi
apa yang terjadi.
II. Kalau sudah berkumpul dalam hati kita Anwar Al-Malakut dan
Asrar Al-Jabarut, maka terbukalah segala-galanya ini, sebab segala sesuatu
sudah beserta Allah, dengan Allah, dari Allah, kepada Allah, atas Allah,
dalam Allah dan tida ada daya dan kekuatan melainkan dengan Allah (Laa
haula walaa quwwata illa billaahil-'aliyyil 'azhim). Sebab kita dalah hambaNya
dan yang dicintai olehNya, lahiriah kita dan bathiniah kita. Inilah makna
wahyu Allah s.w.t. kepada Nabi Isa a.s.:
"Bahwasanya Aku apabila Aku lihat pada hati hambaKu, lantas Aku
tidak mendapatkan dalam hatinya cinta pada dunia dan cinta pada akhirat,
niscaya Aku penuhkan hatinya itu dari "cintaKu" (padanya)."
Kesimpulan:
(a) Ilmu makhrifat terhadap Allah s.w.t. sangat sulit kita dapatkan
apabila hati kita masih dipengaruhi oleh kecintaan-kecintaan kepada selain
Allah. Hal keadaan ini seperti kata penyair Tasawuf:
Jika alam telah hancur dari mata hatiku,
Barulah rahasia dapat melihat ghaibnya dalam cahaya terang,
Maka lemparkanlah alam itu dari pandanganmu,
Dan hapuslah titik ghaibnya, jika anda ingin melihatKu.
(b) Karena itu, berjuang memerangi hawa nafsu adalah penting
sekali. Kemudian barulah kita tingkatkan pendekatan kita kepada Allah s.w.t.
dengan lahir dan bathin kita, sehingga sampai kita pada taraf bahwa dunia
ini dan apa saja selain Allah sudah tidak mempengaruhi bathin kita lagi,
meskipun kita mengahadapi dunia ini dengan serba macam permasalahannya,
seperti Rasulullah, Muhammad s.a.w. di mana beliau telah diikuti pula oleh
sahabat-sahabat dan hamab-hamba Allah yang shaleh.

TANGAN YG DICIUM RASULULLAH

TANGAN YG DICIUM RASULULLAH

Saat mendekati kota Madinah, di salah satu sudut jalan, Rasulullah berjumpa dg seorang tukang batu. Ketika itu Rasulullah melihat tangan buruh tukang batu tersebut melepuh, kulitnya merah kehitam-hitaman seperti terpanggang matahari.

Sang manusia Agung itupun bertanya, “Kenapa tanganmu kasar sekali?"

Si tukang batu menjawab, "Ya Rasulullah, pekerjaan saya ini membelah batu setiap hari, & belahan batu itu saya jual ke pasar, lalu hasilnya saya gunakan untuk memberi nafkah keluarga saya, karena itulah tangan saya kasar."

Rasulullah adalah manusia paling mulia, tetapi orang yg paling mulia tersebut begitu melihat tangan si tukang batu yg kasar karena mencari nafkah yg halal, Rasulpun menggenggam tangan itu, & MENCIUMNYA seraya bersabda, "Hadzihi yadun la tamatsaha narun abada", 'inilah tangan yg tdk akan pernah disentuh oleh api neraka selama-lamanya'. Padahal Rasulullah Saw tdk pernah mencium tangan para Pemimpin Quraisy, tangan para Pemimpin Khabilah, Raja atau siapapun. Sejarah mencatat hanya putrinya Fatimah Az Zahra & tangan tukang batu itulah yg pernah dicium oleh Rasulullah.

Kemudian Rasul Saw bersabda pula, “Kalau ia bekerja untuk menghidupi anak-anaknya yg masih kecil, maka itu fi sabilillah; kalau ia bekerja untuk menghidupi kedua orang tuanya yg sudah lanjut usia, maka itu fi sabilillah; kalau ia bekerja untuk kepentingan dirinya sendiri agar tdk meminta-minta, maka itu pun fi sabilillah.” (HR Thabrani)

Renungan Cinta

Lalu perhatikan, sesudah itu, bagaimana Anda tidak mengakui adanya cinta kepada Sang Maha Pencipta?
Jika mata batin Anda tidak mampu menangkap dan mencermati secara seksama terhadap kemuliaan dan kesempurnaan Sang Maha Pencipta dan tidak mampu mencintai-Nya dengan kecintaan yang amat sangat, maka Anda jangan sampai tidak mencintai pemberi nikmat dan yang berbuat baik kepada Anda! Anda jangan sekali-kali lebih rendah dari seekor anjing, sebab anjing itu mencintai tuannya yang selalu berbuat baik padanya!
Renungkan hal ini dalam kaitannya dengan jagat raya! Adakah seseorang yang berbuat baik kepada Anda, selain Allah?
Apakah nasib, rasa lezat, rasa senang menikmati sesuatu, dan kelahapan menikmati nikmat yang Anda miliki itu tidak lain hanyalah Allah yang menciptakannya, memulai dan menetapkannya, serta bukankah Dia yang menciptakan rasa berselera kepada nikmat-nikmat tersebut dan rasa nyaman menikmatinya?
Renungkan pula tentang organ tubuh Anda dan kehalusan ciptaan Allah Swt. atas diri Anda dengan organ-organ tersebut, agar Anda mencintai-Nya karena kebaikan-Nya kepada Anda!
Jika Anda tidak mampu mencintai Allah sebagaimana para malaikat mencintai-Nya karena kemahaindahan, kemahaagungan dan kemahasempurnaan-Nya, cukuplah Anda menjadi orang awam saja.
Uraian di atas merupakan perwujudan dari sabda Rasulullah Saw, “Cintailah Allah, karena Dia mengaruniakan nikmat kepada kalian, dan cintailah aku karena cinta kepada Allah Azza wa Jalla!”
Anda bagaikan seorang budak berparas kurang menarik dalam kondisi demikian, sebab budak yang berparas kurang menarik itu cinta dan bekerja untuk mendapatkan upah (imbalan); sudah barang tentu kadar bertambah dan berkurangnya cinta Anda bergantung pada bertambah dan berkurangnya kebaikan, dan ini merupakan ragam cinta yang amat lemah. Yang sempurna adalah, orang yang mencintai Allah karena keindahan dan kemahaterpujian sifat-sifat-Nya yang tidak mungkin dapat disamai dan tiada dua-Nya. Itulah sebabnya, Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Daud as.:
“Bentuk kecintaan kepada-Ku yang paling baik adalah, orang yang menyembah-Ku tanpa pamrih, bukan karena untuk memperoleh pemberian; tapi memenuhi hak rububiyah itu sendiri.”
Dalam kitab Zabur dijelaskan, “Termasuk orang zalim adalah, orang yang menyembah-Ku karena surga atau neraka. Kalau Aku tidak menciptakan surga dan neraka, apakah Aku tidak pantas untuk ditaati?”
Suatu saat Nabi Isa as. melintasi sekelompok ahli ibadat, mereka telah ber-khalwat untuk melakukan ibadat. “Kami takut pada api neraka dan mengharapkan surga,” kata mereka.
“Anda sekalian takut pada makhluk dan Anda sekalian berharap padanya?” komentar Nabi Isa as.
Selanjutnya beliau melewati sekelompok ahli ibadat lainnya.
“Kami menyembah-Nya sebagai rasa cinta dan pengagungan karena kemahamuliaan-Nya.”
“Anda sekalian benar-benar para kekasih Allah, aku diperintahkan mukim bersama kalian,” kata Nabi Isa as.
Cinta Orang Arif
Orang yang kenal Allah (al-arf) hanya cinta kepada Allah Swt. semata.
Apabila mencintai selain Allah, dia mencintainya demi dan karena Allah Swt. Sebab, bisa terjadi seorang pecinta itu mencintai hamba orang yang dicintainya, mencintai kerabat, negara, pakaian, anak angkat, karya dan ciptaannya, serta setiap yang berasal darinya dan dikaitkan kepadanya.
Seluruh yang ada di alam semesta ini adalah ciptaan Allah Swt. Seluruh makhluk adalah hamba Allah. Jadi, mencintai seorang Rasul identik dengan mencintai-Nya, sebab beliau adalah seorang utusan yang dicintai-Nya dan sekaligus merupakan kekasih-Nya. Lalu, mengapa harus mencintai para sahabat? Karena mereka dicintai oleh Rasulullah Saw. dan mereka pun mencintai beliau. Mereka berkhidmat dan tekun mematuhi beliau.
Cinta atau suka terhadap makanan, karena dapat menguatkan tubuh yang dapat mengantarkan kepada orang yang dicintainya. Mencintai dunia, semata karena merupakan bekal menuju Sang Kekasih.
Ketika memandangi bunga-bunga, sungai-sungai, cahaya dan keindahan-keindahan dengan penuh cinta, karena semua itu adalah ciptaan Allah Swt. Semua itu (bunga-bunga, sungai-sungai, cahaya dan keindahan) merupakan tanda-tanda keindahan dan kemuliaan-Nya, serta mengingatkan akan sifat-sifat-Nya yang terpuji yang memang dicintai dan disayangi.
Jika mencintai orang yang berbuat baik kepada dirinya dan mencintai orang yang mengajarinya ilmu-ilmu agama, semata karena dia itu merupakan perantara antara dirinya dan yang dicintainya (Allah), yakni dalam menyampaikan ilmu dan hikmah-Nya kepada dirinya. Dia tahu bahwa Allah-lah yang menakdirkan sang guru mengajari dan membimbingnya, menyuruhnya untuk menginfakkan sebagian hartanya. Kalau tidak karena faktor-faktor yang mendorong sang guru untuk mengajari dan membimbingnya serta menyuruhnya untuk berinfak, tentu dia tidak melakukannya.
Orang yang paling banyak dan terbesar dalam berbuat baik terhadap diri kita adalah Rasulullah Saw. Milik Allah-lah segala keistimewaan, keutamaan dan anugerah dengan menciptakan dan mengutus beliau; sebagaimana difirmankan-Nya:
“Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, menyucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah.” (Q.s. Al-Jumu’ah: 6).
Karena itu pula Allah swt. berfirman:
“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya.” (Q.s. Al-Qashash: 56).
Coba Anda renungkan Surat Al-Fath dan firman Allah Swt. berikut ini:
“Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima tobat.” (Q.s. An-Nashr: 2-3).
“Jika kalian menyaksikan banyak hamba Allah yang masuk ke dalam agama-Nya,“ sabda Rasul Saw, “maka ucapkanlah puja-puji kepada Allah, bukan memuji-mujiku!”. Itu adalah pengertian tasbih dengan memuji Tuhannya. Jika perhatian kalbu Anda terarah kepada diri dan usaha Anda, segeralah Anda meminta ampunan kepada-Nya agar Dia memberi ampunan dan tobat. Hendaklah Anda tahu, bahwa tidak ada sedikit pun campur tangan Anda dalam semua urusan.
Bertitik tolak dari hal inilah Umar bin Khaththab r.a. ketika melihat surat Khalid bin Walid kepada Abu Bakar r.a. setelah penaklukan kota Mekkah, (yang diantaranya berbunyi), “Dan Khalid, Sang Pedang Allah yang terhunus kepada orang-orang musyrik, kepada Abu Bakar, Amirul Mukminin.” Maka Umar r.a. berkata, “Karena pertolongan Allah kepada kaum Muslim, Khalid memandang dirinya dan menyebutnya dengan Si Pedang Allah yang terhunus kepada kaum musyrik.”
Andaikata dia mencermati kebenaran sebagaimana mestinya, niscaya dia tahu bahwa kemenangan itu bukan karena pedangnya. Namun Allah memiliki rahasia tersendiri dengan kemauan (iradat)Nya dengan memenangkan Islam.
Karena itu, Allah menolong Islam dengan satu getaran, yaitu getaran rasa takut yang diselinapkan ke dalam hati orang kafir sehingga dia terpukul mundur, sementara yang lain pun melihatnya, sehingga mereka mundur dan kekalahan pun tersebar luas. Khalid bin Walid dan yang semisal, melihat kemenangan Islam karena keberanian dan ketajaman pedangnya.
Sedang Umar r.a. dan orang-orang yang jujur dengan kebenaran (as-shiddiqin) serta para auliya’ mencermati hakikat persoalan yang sebenarnya. Beliau juga tahu bahwa Khalid bin Walid perlu mengucapkan istighfar dan bertasbih dengan memuji Tuhannya jika menyaksikan hal yang demikian itu, sebagaimana diperintahkan oleh Rasulullah Saw.
Jadi, motivasi cinta (mahabbah) itu hanya dua: Pertama, ihsan. Kedua, puncak kemuliaan dan keindahan Allah yang berwujud kesempurnaan kemahamurahan, hikmah, ketinggian, kemahakuasaan dan kemahasucian Allah dari segala bentuk cacat dan kekurangan.
Tiada satu pun bentuk kebaikan dan perlakuan baik, kecuali bersumber dari-Nya. Tidak ada kemuliaan, keindahan dan kesucian kecuali milik-Nya. Seluruh kebaikan dan perilaku baik di alam semesta ini hanyalah satu di antara bentuk kemahamurahan-Nya, yang diarahkan kepada hamba-hamba-Nya dengan satu getaran, yang Dia ciptakan dalam kalbu seorang muhsin.
Seluruh keindahan, gambar yang bagus, bentuk-bentuk yang elok dan indah yang diindera oleh mata, pendengaran dan penciuman di alam jagat ini tidak lain merupakan salah satu pengaruh dari kekuasaan-Nya, itu merupakan sebagian dari nilai-nilai keindahan Diri-Nya.

Kemuliaan


Sulthanul Auliya’ Syeikh Abul Hasan asy-Syadzily mengatakan: Allah Swt. berfirman: “Hanya bagi Allahlah kemuliaan, dan bagi Rasul-Nya serta bagi sekalian orang-orang yang beriman.”
Kemuliaan orang yang beriman adalah pencegahan Allah terhadap dirinya untuk menghamba kepada hawa nafsu, syetan dan dunia atau segala yang ada di jagad ini baik yang ghaib maupun yang tampak, baik itu dunia maupun akhirat.
Sedangkan orang munafik tidak mengerti keagungan kecuali melalui kausalitas (sebab akibat) serta penyembahan terhadap tuhan-tuhan yang banyak.
“Adakah Tuhan (yang lain) disamping Allah? Maha Luhur Allah dari apa yang mereka sekutukan. Apakah mereka menyekutukan melalui (tuhan-tuhan) yang tak bisa mencipta sesuatu pun, sedangkan mereka itu diciptakan, dan mereka (tuhan-tuhan) tidak mampu menolong mereka, juga menolong diri mereka sendiri. Apabila engkau mengajak mereka kepada petunjuk, mereka tidak akan mengikutimu, baik mereka engkau ajak atau engkau diam saja.”
Sebagian Sufi berkata, “Barang siapa yang menghendaki kemuliaan dunia akhirat maka masuklah dalam mazhab kami ini dalam dua hari.”
Ada seseorang bertanya, “Bagaimana caranya untukku?”.
Dijawab, “Pisahkan berhala-berhala dari hatimu, dan ringankanlah tubuhmu dari kepentingan duniawi, baru kemudian jadilah dirimu semaumu. Sebab Allah tak akan meninggalkanmu. Apabila setelah itu ada sesuatu dari dunia yang datang kepadamu, jangan engkau pan¬dang dengan mata hasrat kesenangan, jangan pula Anda menyertai dunia itu dengan gembira. Jangan pula Anda duduk bersamanya kecuali dengan kewajiban ilmu dalam mendistribusikan dan menahan¬nya.
Apabila suatu hari Anda masih mencari duniawi, maka saksi kanlah bahwa Allah telah mencarimu dalam pencarianmu pada dunia itu. Dan engkau sebenarnya dicari melalui pencarian. Kalau engkau keluar menuju upaya pencarian dunia melalui jalan ridha, maka masuklah jalan itu. Hati Anda jangan bergantung padanya, dengan tetap bergantung pada Allah, dan memang harus begitu. Sebab engkau tidak tahu apakah engkau akan mendapatkannya atau tidak?
Kalau engkau telah mendapatkannya, engkau tidak tahu apakah itu milik Anda atau milik orang lain? Kalau itu milik Anda engkau tidak tahu apakah di dalamnya mengandung unsur kebaikan atau keburukan? Kalau itu bukan milik Anda, maka Anda tidak berhak mengetahuinya, apakah itu untuk kekasihmu atau musuhmu?
Kesimpulannya: Bagaimana hati bisa tenang manakala masih singgah kepada seuatu yang membingungkan yang terilustrasikan dari semua ini, bahkan lebih banyak lagi? Karena itu carilah dunia itu, tetapi Anda tetap bergantung kepada-Nya dan memandang-Nya.
Bersy¬ukurlah manakala Anda berhasil, dan bersabar serta ridhalah jika belum berhasil. Bahkan memuji kepada Allah itu lebih layak indah¬nya. Sebab Allah tidak menghalangimu dari sukses duniawi itu, karena Allah bakhil. Tidak demikian! Tetapi Allah menghalangimu karena Dia memandang kepadamu. Artinya, apabila Allah menghalangimu dari sukses itu, Allah sebenarnya telah memberi anugerah kepadamu. Namun pemberian anugerah dalam ketidaksuksesan itu hanya dipahami oleh orang-orang shiddiqun.
Sebaliknya, apabila Anda mendapatkan jalan keluar usaha dari Allah melalui jalan kebencian, yang mengganti pengetahuan (yang benar) atau yang mendekatinya, maka cepat-cepatlah kembali kepada Allah, larilah kepada-Nya hingga Dia sendiri yang member¬ sihkan Anda, dan (Allah bertindak sebagaimana kehendak-Nya -- sedangkan akibat baik hanya bagi orang-orang yang bertakwa).”

Arti sembahyang itu ialah ( SEMBAH_YG_ESA ),


yg sebenarnya disembah ialah DZAT,
dan yg menyembah itu SIFAT,
dan yg sebenarnya buah persembahan itu ialah AF'AL,
dan sebenarnya menyembah itu ialah ASMA,
Inilah yg sebenarnya bernama SEMBAHYANG.

Arti sebenarnya menyembah itu ialah TUHAN YG WAJIBUL WUJUD yg kadim lagi baka

YG MENYEMBAH ITU FANA YG DISEMBAH ITU BAKA

yg hamba itu pulang kepada ADAM, maka yg ada itu TUHAN semata mata

pada syuhud kita yg menyembah yg disembah ia jua dan yg memuji pula ia dan yg dipuji pun ia jua

karna ia memuji dirinya sendiri di atas lidah hambanya

maka dilihat keadaan dirinya hapus, berpulang kepada Allah ta'ala

maka tetaplah fana diri kita di dalam menyembah tuhan yg tiada seumpamanya,
yg tiada dikiri dan kanan,
tiada dihadapan dan dibelakang,
tiada pula diatas dan dibawah,
HANYALAH HAMBA TIADA LAIN.

Fadhilah Menjadi Wanita Sholehah


Point-point dari halaman ini terdapat di dalam kitab Kanzul ‘Ummal, Misykah, Riadlush Shalihin, Uqudilijjain, Bhahishti Zewar, Al-Hijab, dan lain-lain,. Mudah-mudahan dapat diambil ibrah darinya.

1. Doa wanita lebih maqbul dari laki-laki karena sifat penyayang yang lebih kuat dari laki-laki. Ketika ditanya kepada Rasulallah SAW akan hal tersebut, jawab baginda : “Ibu lebih penyayang dari bapak dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia.”

2. Wanita yang solehah itu lebih baik dari 1,000 orang laki-laki yang tidak soleh.

3. Seorang wanita solehah lebih baik dari 70 orang wali.

4. Seorang wanita solehah lebih baik dari 70 laki-laki soleh.

5. Barangsiapa yang menggembirakan anak perempuannya, derajatnya diibaratkan seperti orang yang senantiasa menangis karena takut kepada Allah SWT dan orang yang takut Allah SWT akan diharamkan api neraka ke atas tubuhnya.

6. Barang siapa yang membawa hadiah (barang makanan dari pasar ke rumah) lalu diberikan kepada keluarganya, maka pahalanya seperti bersedakah. Hendaklah mendahulukan anak perempuan terhadap anak laki-laki. Maka barangsiapa yang menyukakan anak perempuan seolah-olah dia memerdekakan anak Nabi Ismail AS

7. Tidaklah seorang wanita yang haidh itu, kecuali haidhnya merupakan kifarah (tebusan) untuk dosa-dosanya yang telah lalu, dan apabila pada hari pertama haidhnya membaca “Alhamdulillahi’alaa Kulli Halin Wa Astaghfirullah”. Segala puji bagi Allah dalam segala keadaan dan aku mohon ampun kepada Allah dari segala dosa.”; maka Allah menetapkan dia bebas dari neraka dan dengan mudah melalui shiratul mustaqim yang aman dari seksa, bahkan AllahTa’ala mengangkat derajatnya, seperti derajatnya 40 orang yang mati syahid, apabila dia selalu berzikir kepada Allah selama haidhnya.

8. Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama aku (Rasulullah SAW.) di dalam syurga.

9. Barang siapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan, lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa taqwa serta bertanggung jawab, maka baginya adalah syurga.

10. Dari ‘Aisyah r.ha. “Barang siapa yang diuji dengan sesuatu dari anak-anak perempuannya, lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka.”

11. Syurga itu di bawah telapak kaki ibu.

12. Apabila memanggil kedua ibu bapamu, maka jawablah panggilan ibumu dahulu.

13. Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutup pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu syurga. Masuklah dari mana-mana pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.

14. Wanita yang taat akan suaminya, semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan, semuanya beristighfar baginya selama mana dia taat kepada suaminya dan meredhainya. (serta menjaga sembahyang dan puasanya)

15. ‘Aisyah r.ha. berkata “Aku bertanya kepada Rasulullah SAW. siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita ?” Jawab baginda, “Suaminya”. “Siapa pula berhak terhadap laki-laki ?” Jawab Rasulullah SAW. “Ibunya”.

16. Seorang wanita yang apabila mengerjakan solat lima waktu, berpuasa wajib sebulan (Ramadhan), memelihara kehormatannya serta taat kepada suaminya, maka pasti akan masuk syurga dari pintu mana saja yang dia kehendaki.

17. Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah SWT memasukkan dia ke dalam syurga lebih dahulu dari suaminya (10,000 tahun).

18. Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah SWT mencatatkan baginya setiap hari dengan 1,000 kebaikan dan menghapuskan darinya 1,000 kejahatan.

19. Dua rakaat solat dari wanita yang hamil adalah lebih baik dari 80 rakaat solat wanita yang tidak hamil.

20. Wanita yang hamil akan dapat pahala berpuasa pada siang hari.

21. Wanita yang hamil akan dapat pahala beribadah pada malam hari.

22. Seorang wanita yang mengalami sakit saat melahirkan, maka Allah SWT memberi pahala kepadanya seperti pahala orang yang berjihad dijalan Allah SWT

23. Wanita yang melahirkan akan mendapat pahala 70 tahun solat dan puasa dan tiap rasa sakit dan pada satu uratnya Allah memberikan satu pahala haji.

24. Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia dari dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya.

25. Wanita yang meninggal dalam masa 40 hari sesudah melahirkan akan dianggap syahid.

26. Wanita yang memberi minum susu kepada anaknya dari badannya (susu badan) akan dapat satu pahala dari tiap-tiap titik susu yang diberikannya.

27. Jika wanita menyusui anaknya sampai cukup (2 1/2 tahun), maka malaikat-malaikat di langit akan memberikan kabar gembira bahwa syurga adalah balasannya.

28. Jika wanita memberi susu badannya kepada anaknya yang menangis, Allah akan memberi pahala satu tahun solat dan puasa.

29. Wanita yang habiskan malamnya dengan tidur yang tidak nyaman karena menjaga anaknya yang sakit akan mendapat pahala seperti membebaskan 20 orang hamba.

30. Wanita yang tidak cukup tidur pada malam hari karena menjaga anak yang sakit akan diampunkan oleh Allah akan seluruh dosanya dan bila dia menghibur hati anaknya Allah memberi 12 tahun pahala ibadat.

31. Apabila seorang wanita mencucikan pakaian suaminya, maka Allah mencatatkan baginya seribu kebaikan, dan mengampuni dua ribu kesalahannya,bahkan segala sesuatu yang disinari matahari akan memohonkan ampun untuknya, dan Allah mengangkatkannya seribu darjat.

32. Seorang wanita yang solehah lebih baik dari seribu orang laki-laki yang tidak soleh, dan seorang wanita yang melayani suaminya selama seminggu, maka ditutupkan baginya tujuh pintu neraka dan dibukakan baginya delapan pintu syurga, yang dia dapat masuk dari pintu mana saja tanpa dihisab.

33. Mana-mana wanita yang menunggu suaminya hingga pulang, disapukan mukanya, dihamparkan duduknya atau menyediakan makan minumnya atau memandang ia pada suaminya atau memegang tangannya, memperelokkan hidangan padanya,memelihara anaknya atau memanfaatkan hartanya pada suaminya karena mencari keridhaan Allah, maka disunatkan baginya akan tiap-tiap kalimat ucapannya,tiap-tiap langkahnya dan setiap pandangannya pada suaminya sebagaimana memerdekakan seorang hamba. Pada hari Qiamat kelak, Allah kurniakan Nur hingga tercengang wanita mukmin semuanya atas kurniaan rahmat itu. Tiada seorang pun yang sampai ke mertabat itu melainkan Nabi-nabi.

34. Tidakkan putus ganjaran dari Allah kepada seorang isteri yang siang dan malamnya menggembirakan suaminya.

35. Wanita yang melihat suaminya dengan kasih sayang dan suaminya melihat isterinya dengan kasih sayang akan di pandang Allah dengan penuh rahmat.

36. Jika wanita melayan suami tanpa khianat akan mendapat pahala 12 tahun solat.

37. Wanita yang melayani dengan baik kepada suami yang pulang ke rumah dalam keadaan letih akan medapat pahala jihad.

38. Jika wanita memijat suami tanpa disuruh akan mendapat pahala 7 emas dan jika wanita memijat suami bila disuruh akan mendapat pahala perak.

39. Dari Hadrat Muaz ra.: Wanita yang berdiri atas dua kakinya membakar roti untuk suaminya hingga muka dan tangannya kepanasan oleh api,maka diharamkan muka dan tangannya dari bakaran api neraka.

40. Thabit Al Banani berkata : Seorang wanita dari Bani Israel yang buta sebelah matanya sangat baik khidmatnya kepada suaminya. Apabila ia menghidangkan makanan dihadapan suaminya, dipegangnya pelita sehingga suaminya selesai makan. Pada suatu malam pelitanya kehabisan sumbu, maka diambilnya rambutnya dijadikan sumbu pelita. Pada keesokkannya matanyayang buta telah celik. Allah kurniakan keramat (kemuliaan pada perempuan itu karena memuliakan dan menghormati suaminya).

41. Pada suatu ketika di Madinah, Rasulullah SAW. keluar mengiringi jenazah. Beliau menemukan beberapa orang wanita dalam majelis itu. Rasulullah SAW lalu bertanya, “Apakah kamu menyolatkan jenazah ?” Jawab mereka,”Tidak”. Sabda Rasulullah SAW “Sebaiknya kalian semua tidak usah ikur berziarah dan tidak ada pahala bagi kamu. Tetapi tinggallah di rumah dan berkhidmatlah kepada suami niscaya pahalanya sama dengan ibadat-ibadat orang laki-laki”.

42. Wanita yang memerah susu binatang dengan “Bismillah” akan didoakan oleh binatang itu dengan doa keberkatan.

43. Wanita yang membuat adonan tepung gandum dengan “Bismillah” , Allah akan berkahkan rezekinya.

44. Wanita yang menyapu lantai dengan berzikir akan mendapat pahala seperti meyapu lantai di Baitullah.

45. “Wahai Fatimah, untuk setiap wanita yang mengeluarkan peluh ketika membuat roti, Allah akan mejadikan 7 parit diantara dirinya dengan api neraka, jarak diantara parit itu ialah sejauh langit dan bumi.”

46. “Wahai Fatimah, bagi setiap wanita yang memintal benang, Allah akan mencatatkan untuknya perbuatan baik sebanyak utus benang yang dibuat dan memadamkan seratus perbuatan jahat.”

47. “Wahai Fatimah, untuk setiap wanita yang menenun kain, Allah telah menentukan satu tempat khusus untuknya di atas tahta di hari akhirat.”

48. “Wahai Fatimah, bagi setiap wanita yang memintal benang dan kemudian dibuat pakaian untuk anak-anaknya maka Allah akan memberikan pahala sama seperti orang yang memberi makan kepada 1000 orang lapar dan memberi pakaian kepada 1000 orang yang tidak berpakaian.”

49. “Wahai Fatimah, bagi setiap wanita yang meminyakkan rambut anaknya,menyikatnya, mencuci pakaian mereka dan memandikan anaknya, Allah akan memberikan pahala kebaikan sebanyak helai rambut mereka dan menghapus sebanyak itu pula dosa-dosanya dan menjadikan dirinya kelihatan berseri di mata orang-orang yang memerhatikannya.”

50. Sabda Nabi SAW: “Ya Fatimah barang mana wanita meminyakkan rambut dan janggut suaminya, memotong kumis (misai) dan mengerat kukunya, Allah akan memberinya minum dari sungai-sungai serta diringankan Allah baginya sakaratul maut dan akan didapatinya kuburnya menjadi sebuah taman dari taman- taman syurga dan dicatatkan Allah baginya kelepasan dari api neraka dan selamatlah ia melintas Titian Shirat.”

51. Jika suami mengajarkan isterinya satu hal akan mendapat pahala 80 tahun ibadat.

52. Wanita yang menyebabkan suaminya keluar dan berjuang ke jalan Allah dan kemudian menjaga adab rumah tangganya akan masuk syurga 500 tahun lebih awal dari suaminya, akan menjadi ketua 70,000 malaikat dan bidadari dan wanita itu akan dimandikan di dalam syurga, dan menunggu suaminya dengan menunggang kuda yang dibuat dari yakut.

53. Semua orang akan dipanggil untuk melihat wajah Allah di akhirat,tetapi Allah akan datang sendiri kepada wanita yang memberati auratnya iaitu memakai purdah di dunia ini dengan istiqamah.

54. Dunia ini adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan ialah wanita (isteri) yang solehah.

55. Salah satu tanda keberkatan wanita itu ialah cepat perkahwinannya,cepat pula kehamilannya dan ringan pula maharnya (mas kahwin).

Keindahan Batin

Barangkali Anda bertanya, “Apa yang dimaksud dengan bentuk keindahan ruhani?”
Jawabnya adalah persepsi saya tentang diri Anda. Yakni, bahwa dalam diri Anda tidak merasakan rasa cinta kepada para Nabi, kepada para ulama dan para sahabat. Anda pun tidak dapat membedakan antara raja yang adil, cerdik, berani, perkasa, mulia dan menyayangi rakyatnya, dengan raja yang zalim, bodoh, kikir dan keras.
Menurut persepsi saya, jika diceritakan kepada Anda tentang kejujuran Abu Bakar, kelihaian politik Umar, kedermawanan Utsman dan tentang keberanian Ali — semoga Allah meridhai mereka — niscaya Anda sendiri tidak akan mendapatkan rasa simpati, senang dan cinta kepada para Nabi, orang yang jujur, dan orang alim yang penuh dengan sifat-sifat mulia. Bagaimana mungkin Anda mengingkari hal ini?
Padahal di antara manusia ada yang mengikuti jejak pemimpin-pemimpin mazhabnya. Cinta mereka terhadap para pemimpinnya itu mendorong pengorbanan jiwa dan harta demi membela mereka (para pemimpin), dan rasa cinta mereka itu melampaui batas kecintaan yang amat sangat.
Anda sendiri tahu, bahwa kecintaan Anda kepada mereka bukan karena bentuk lahir mereka, bukan karena mereka rupawan, sebab Anda sendiri belum pernah melihat paras muka mereka. Walaupun Anda pernah melihatnya, tapi Anda barangkaIi tidak menganggapnya rupawan. Sungguhpun Anda menganggap baik, rupawan, padahal bentuk lahir mereka - sebagaimana Anda saksikan, jelek, misalnya — namun sifat-sifat luhur masih tetap ada, maka kecintaan kepada mereka pun tetap ada.
Ada tiga sifat penting yang akan Anda dapatkan setelah mengamati secara cermat terhadap orang yang Anda cinta setelah dirinci panjang-lebar, yang tidak mungkin termuat dalam buku ini — 1. Ilmu, 2. Kemampuan (kekuatan) dan 3. Bersih dan cela.
Tentang ilmu, maksudnya adalah ilmu mereka tentang Allah Swt, para malaikat, kitab-kitab dan para Rasul Allah, keajaiban-keajaiban alam semesta dan rahasia ajaran para Nabi-Nya.
Yang dimaksudkan dengan kemampuan adalah, kemampuan mereka menaklukkan hawa nafsu dan menggiringnya kejalan lurus, serta kemampuan melaksanakan ibadat dengan siasat dan strategi mereka sendiri, serta petunjuk pada kebenaran.
Tentang kebersihan dan cela adalah, seperti terbebasnya ruhani mereka dari kebodohan, sifat kikir, dengki dan akhlak-akhlak yang tercela. Juga integrasi ilmu yang sempurna dan kemampuan menaklukkan hawa nafsu dengan akhlak mulia pada diri mereka. Itu merupakan bentuk ruhani yang baik, suatu bentuk ruhani yang tidak dicapai atau dimiliki oleh binatang dan tidak dimiliki oleh orang yang serupa dengan binatang, yang hanya terbatas pada indera lahiriah.
Selanjutnya, jika Anda mencintai mereka karena sifat-sifat yang terpuji semacam ini, padahal Anda tahu bahwa Nabi Muhammad Saw. adalah figur yang jauh lebih lengkap dari sifat-sifat yang mereka miliki, maka cinta Anda kepada beliau jauh lebih penting.
Berikutnya, silakan Anda alihkan perhatian kepada Dzat yang mengutus Nabi Muhammad Saw, Penciptanya dan Yang memberikan keistimewaan kepada beliau atas manusia dengan mengutusnya sebagai Rasul — tentu Anda akan tahu, bahwa diutusnya para Nabi oleh Allah, merupakan salah satu bentuk kebaikan dan ragam kebaikan-Nya. Kemudian, menisbatkan kemampuan, ilmu dan kesucian mereka pada Ilmu, Kekuasan dan Kemahasucian Allah, niscaya Anda akan tahu, bahwa tiada Yang Maha Suci selain Tuhan Yang Maha Esa, dan bahwa selain Dia tidak lepas dari cacat dan kekurangan, bahkan kehambaan (manusia kepada Allah Swt.) merupakan bentuk kekurangan terbesar yang dimiliki manusia dari ragam bentuk kekurangan lainnya. Kesempurnaan macam apa bagi orang yang tidak mampu tegak dengan sendirinya, tidak mampu menguasai dirinya, baik itu berupa mati dan hidupnya, rezeki dan ajalnya?
Ilmu macam apa yang dimiliki oleh orang yang kesulitan untuk mengetahui karakteristik batinnya, baik berupa wujud kesehatan ruhani dan sakitnya ruhani, bahkan dia tidak mengetahui seluruh organ ruhani berikut rincian dan ketentuan-ketentuan perwujudannya, ditambah lagi tentang alam semesta?
Silakan hal ini Anda bandingkan dan nisbatkan kepada ilmu azali yang meliputi seluruh yang ada, dari data-data yang tanpa batas jumlahnya sampai pada yang seberat atom yang terdapat di langit dan di muka bumi.
Bandingkan dan nisbatkan pula pada kekuasaan Sang Pencipta langit dan bumi, dimana tidak satu pun dari yang ada keluar dari genggaman kekuasaan-Nya, baik itu dalam hal wujud, eksistensi dan ketiadaannya.
Nisbatkan dan bandingkan pula kesucian makhluk dari aneka cacat dengan kequdusan-Nya, niscaya Anda tahu bahwa kesucian, kekuasaan dan ilmu hanyalah milik Tuhan Yang Maha Esa; kekuatan dan kekuasaan yang dimiliki oleh selain Allah sekadar pemberianNya belaka.
“Dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah, melainkan apa yang dikehendaki-Nya.” (Q.s. Al-Baqarah: 255).
“Dan tidaklah kamu diberi pengetahuan, melainkan sedikit.” (Q.s. Al-Isra’: 85).
Sekarang, mungkinkah Anda mengingkari bahwa sifat-sifat yang agung dan terpuji itu disenangi atau dicintai? Atau Anda tidak mengakui, bahwa yang memiliki sifat kemuliaan sempurna itu adalah Allah Swt.?
“Dan tidaklah kamu diberi pengetahuan, melainkan sedikit.” (Q.s. Al-Isra’: 85).
Sekarang, mungkinkah Anda mengingkari bahwa sifat-sifat yang agung dan terpuji itu disenangi atau dicintai? Atau Anda tidak mengakui, bahwa yang memiliki sifat kemuliaan sempurna itu adalah Allah Swt.?

HAJAR ASWAD MERUPAKAN SUPER KONDUKTOR

Encyclopedia Americana menulis: “Sekiranya orang-orang Islam berhenti melaksanakan thawaf ataupun sholat di muka bumi ini, niscaya akan terhentilah perputaran bumi kita ini, karena rotasi dari super konduktor yang berpusat di Hajar Aswad, tidak lagi memencarkan gelombang elektromagnetik.

Mari kita berdoa kepada ALLAH agar umat islam di dunia tetap tawaf mengelilingi ka'bah

Ya ALLAH, Berikanlah kami kesempatan mengunjungi mekkah, menunaikan ibadah haji sehingga kami bisa bertawaf mengelilingi ka'bah. Dan lindungilah bumi yang kami tempati, berkahilah dan berilah keselamatan kepada kami. AAMIIN

Silahkan ucapkan "aamiin" di kolom komentar sehingga anda bisa menjadi bagian dari doa ini




 kepada kami. AAMIIN

Silahkan ucapkan "aamiin" di kolom komentar sehini

Klik SUKA dan BAGIKAN
Agar semua manusia di bumi ini mengetahuinya