Laman

Senin, 03 Februari 2014

PRINSIP-PRINSIP TAUHID DALAM PANDANGAN KAUM SUFI



Ketahuilah, para syeikh dari kaum Sufi
telah membangun kaidah-kaidah mereka di
atas prinsip tauhid yang shalih.

Mereka telah
membuat kaidah ini jauh dari bid’ah,
relevan dengan ajaran tauhid yang telah
diwariskan oleh generasi Salaf dan Ahi
Sunnah.
Tak ada rekayasa atau
penyimpangan di dalamnya.

Mereka
mengetahui yang menjadi Hak Allah, dan
mereka telah membuktikan hal-hal yang
menjadi predikat Wujud, dari segala yang
tiada.

Karena itu al-Junayd r.a. berkata : “Tauhid adalah
menunggalkan Yang Maha Dahulu (qadim)
dari yang datang kemudian (huduts).

Para Syeikh itu membangun aturan
dasar tauhid dengan argumentasi yang jelas
dan bukti yang layak.

Sebagaimana
dikatakan Ahmad bin Muhammad al-Jurairy
r.a. “ Siapa yang berpijak pada ilmu tauhid
yang tidak didasari oleh pembuktian dari
bukti argumentasinya, akan disirnakan oleh
bujuk yang mendahului dalam hasrat
kebinasaan .” Maksud Syeikh ini, barang
siapa bertaklid dan tidak merenungkan dalil-
dalil/bukti tauhid, ia gugur dari tradisi yang
menyelamatkannya. Ia akan terjerumus
dalam jurang kehancuran.

Sementara orang
yang mau merenungkan tulisan dan
keunggulan kalimat-kalimat mereka; ia akan
menemukan kumpulan ucapan dan
rinciannya yang memberikan kekuatan
kontemplatif; bahwa sanya kalangan mana
pun tidak bisa membatasi diri lewat angan
–angan dalam pembuktian, dan tidak
memasuki tahapan pencarian secara
menyimpang.

KEWAJIBAN ISTRI DALAM ISLAM ***


Kedudukan seorang istri dalam Islam adalah menempati posisi yang mulia. Namun orang-orang yang tidak suka akan kemuliaan Islam senantiasa berusaha untuk meruntuhkan sendi dasar dalam kehidupan sebuah rumah tangga dengan berbagai macam cara.Ada yang disebut dengan emansipasi wanita dan sejenisnya yang dibalut dengan kata-kata yang manis. Dan semoga mengetahui beberapa kewajiban istri ini akan dapat bermanfaat.

Keberadaan seorang wanita sebagai istri dan juga sebagai seorang ibu dalam lingkungan sebuah keluarga memiliki arti yang sangat penting, bahkan bisa dikatakan istri merupakan satu tiang yang menegakkan kehidupan keluarga dan termasuk pemeran utama dalam mencetak "orang-orang besar". Sehingga tepat sekali bila ada yang mengatakan bahwa : "Di balik setiap orang besar ada seorang wanita yang mengasuh dan mendidiknya". Demikian pula dengan kewajiban istri dalam Islam

Berikut beberapa kewajiban seorang istri dalam sebuah rumah tangga adalah :

Taat kepada suami dalam hal serta perkara bukan dalam rangka maksiat kepada Allah. Taat ini karena seorang suami adalah pemimpin dalam rumah tangga. Dan ketaatan ini lebih didahulukan daripada melakukan ibadah sunnah. Rasulullah bersabda :"Tidak boleh seorang wanita puasa (sunnah) sementara suaminya ada di tempat kecuali setelah mendapatkan izin suaminya."(HR. Al-Bukhari no. 5195 dan Muslim no. 1026). Kewajiban dalam menaati suami ini dalam perkara yang ia perintahkan sebatas kemampuan seorang istri , karena hal ini juga merupakan keutamaan seorang lelaki terhadap kaum wanita.

Mengerjakan pekerjaan rumah sebagai seorang ibu rumah tangga seperti halnya memasak, mencuci, membersihkan rumah dan sebagainya. Seorang istri sudah semestinya melakukan pekerjaan rumah tangga seperti di atas dengan penuh kerelaan dan kelapangan hati dan kesadaran bahwa hal itu merupakan salah satu ibadah kepada Allah.

Menjaga harta suami. Dalam hal menjaga harta suami ini, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :"Sebaik-baik wanita penunggang unta, wanita Quraisy yang baik, adalah yang sangat penyayang terhadap anaknya ketika kecilnya dan sangat menjaga suami dalam apa yang ada di tangannya." (HR. Al-Bukhari no. 5082 dan Muslim no. 2527)

Menjaga rahasia suami dan juga kehormatannya sehingga hal tersebut akan menumbuhkan kepercayaan sang suami secara penuh terhadapnya.

Bergaul dengan suami dengan cara yang baik. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara membuatnya ridha ketika suami marah, menunjukkan rasa cinta dan sayang kepadanya dan juga penghargaan, mengucapkan kata-kata yang baik dan wajah yang selalu penuh senyuman, dan memaafkan kesalahan suami bila ia bersalah.Hal yang tidak kalah penting adalah dalam hal memperhatikan makanan,minuman, serta pakaian dari suami.

Mengatur waktu dengan sebaik mungkin. Sehingga dengan mengatur waktu ini semua pekerjaan terselesaikan pada waktunya, menjaga kebersihan dan juga keteraturan didalam rumah sehingga selalu tampak rapi dan juga bersih hingga hal tersebut menimbulkan sesuatu yang menyenangkan pandangan bagi sang suami dan membuat buah hati menjadi betah di dalam rumah.

Bersikap dan berkata jujur terhadap suami dalam segala sesuatu. Khususnya ketika ada sesuatu yang terjadi sementara suami tidak berada dalam rumah. Jauhi sifat dusta karena hal ini akan menghilangkan kepercayaan suami.
Sumber : Muhasabah
— bersama Idda Unigha dan 44 lainnya.