Laman

Rabu, 16 Oktober 2013

♥♥ 8 Kecantikan seorang Muslimah ♥♥


Pesona Kecantikan batin seorang Muslimah, Malu karena Allah adalah perona pipinya…..Penghias rambutnya adalah jilbab yang terulur sampai dadanya…..Zikir yang senantiasa membasahi bibir adalah lipstiknya……Kacamatanya adalah penglihatan yang terhindar dari maksiat……Air wudhu adalah bedaknya untuk cahaya di akherat….Kaki indahnya selalu menghadiri majelis ilmu……Tanganya selalu berbuat baik pada sesama….Pendengaran yang ma’ruf adalah anting muslimah…..Gelangnya adalah tawadhu…..Kalungnya adalah kesucian
8 kecantikan seorang muslimah diantaranya :
1. Kecantikan perempuan ada dalam iman taqwanya yang menyejukkan mata kaum laki-laki.
Seorang perempuan yang menghias jasmaninya dengan iman dan taqwa akan
memancarkan cahaya surga. Dengan kepatuhannya menjalankan ibadah, ia akan memesona. Yang kuasa akan memberikannya kecantikan abadi, magnet alami. Tak perlu kosmetik, parfum atau penampilan berlebih, laki-laki akan tertarik padanya.
2. Kecantikan perempuan ada pada kehangatan sikapnya yang mampu menggetarkan sensifitas dan kecintaan pria Secara umum laki-laki memang responsif terhadap perempuan yang bagus fisiknya.
Tapi ketertarikan itu tak kekal, bisa membuat laki-laki bosan. Kehangatan kasih sayang dan cinta kasih yang tuluslah yang akan membuat sang pria nyaman berada di sisinya. Tak bisa melupakannya.
3. Kecantikan Perempuan ada pada kelembutan sikapnya Kelembutan bukan berarti lembek dan manja. Kelembutan seperti roti. Meskipun sedikit, tapi mengenyangkan. Dari toko roti manapun roti berasal, ia tetap lembut. Jadi perempuan dari suku manapun bisa tetap lembut, pada pasangannya, pada anak-anaknya. Asalkan ia mau berusaha.
4. Kecantikan perempuan berada dalam pandangannya yang teduh dan suaranya yang hangat. Walau mata tak seindah bintang kejora, setiap perempuan bisa memiliki mata embun. Teduh. Sejuk. Tak gampang emosi. Menyikapi tingkah laku
sekitarnya secara bijak. Ia selau berprasangka baik. Perkatannya bukan pisau yang menikam. Perkataannya adalah bara yang menyalakan semangat di dada. Tak ada kata sia-sia yang terucap dari bibirnya.
5. Kecantikan perempuan berada dalam senyumannya yang menambah kecantikannya dan membuat gembira hati orang yang melihatnya Senyum adalah sedekah. Murah senyum tanpa bermaksud menggoda apalagi berlebihan bisa membuat wajah indah. Meskipun berwajah rupawan, tapi jika malas tersenyum, hanya aura negatif yang akan ditangkap oleh orang-orang di sekitarnya
6. Kecantikan perempuan berada pada intelektualitasnya Ukuran intelektual bukan pada gelar sarjananya atau di mana ia pernah menuntut. Banyak ilmu-ilmu yang bisa dipungut dari sekitar, yang membuat si perempuan mejadi cerdas. Kehidupan adalah sekolah yang tak pernah tamat sebelum ajal menjelang. Tak ada sekolah untuk menjadi istri yang baik. Tak ada universitas yang melahirkan ibu yang baik. Ruang dan waktulah yang akan menempa perempuan mejadi istri dan ibu yang baik.
7. Kecantikan perempuan berada pada seberapa jauh pengetahuannya akan tanggung jawabnya terhadap keluarga, rumah, anak-anak , masyarakat dan umat manusia Perempuan adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya. Seberapa jauh pengetahuan seorang perempuan akan terlihat dari tingkah laku keluarganya. Ia selalu berusaha menjadi orang yang bermanfaat bagi sekitarnya. Mengambil peran penting dalam rangka memperbaiki lingkungan. Lihatlah laki-laki sukses di jagat raya. Dibalik kesuksesannya, pasti ada perempuan tangguh di menemani. Menjadi pendukung nomor satu, tempat kembali saat sang pahlawan lelah berjuang.
8. Kecantikan perempuan berada pada kemampuan dan keinginannya untukmemberi.Orang bisa miskin harta, tapi ia bisa kaya hati.
Selalu memberi, tanpa mengharap imbalan yang berarti. Ia senang ketika orang lain senang. Ia sedih ketika orang lain sedih. Kemurahan hatinya membuat wajahnya bersinar. Membuat ia selalu dirindukan, meskipun sosoknya biasa-biasa saja. Mungkin masih banyak kecantikan lain yang tercecer. Tapi dengan kecantikan-kecantik an ini, perempuan manapun bisa tampil memikat. Mudah caranya, murah biayanya. Satu hal yang paling penting, kecantikan-kecantik an ini sifatnya abadi. Akan dikenang meskipun si perempuan telah tiada. Tidak seperti kecantikan lahiriah yang sementara. Setelah tua, ketika senja
menyapa, ia tak menarik lagi.
Manakah yang akan Anda pilih ? Kecantikan sementara atau kecantikan abadi?

BAGAIMANA ANDA BERSHALAWAT



shalawat adalah ibadah yg agung...
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu, beliau berkata bahawa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

«مَن صلَّى عليَّ صلاةً واحدةً، صَلى اللهُ عليه عَشْرَ صَلَوَاتٍ، وحُطَّتْ عنه عَشْرُ خَطيئاتٍ، ورُفِعَتْ له عَشْرُ دَرَجَاتٍ»

“Barangsiapa yang mengucapkan shalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan bershalawat baginya sepuluh kali, dan digugurkan sepuluh kesalahan (dosa)-nya, serta ditinggikan baginya sepuluh derajat/tingkatan (di surga kelak).” (HR An-Nasa’i No. 1297 dan Ahmad, shahih.)

dalam Shahih Al Bukhari no. 2497 dari Ka’ab bin ‘Ujrah Radhiyallahu ‘Anhu. Shahabat yang mulia ini menceritakan bahawa para Shahabat pernah bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang bagaimana cara bershalawat kepada beliau.

Baginda menjawab dengan mengatakan: “Katakanlah:

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.

Inilah antara kaifiyat bershalawat yang diajarkan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kepada para Shahabat Radhiyallahu ‘Anhum sebagai jawaban kepada pertanyaan mereka mengenai cara bershalawat untuk beliau. Maka adalah logis untuk dikatakan bahwa shalawat tersebut sebagai lafazh paling afdhal dalam bershalawat.
Al Imam Al Hafiz Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan:

“Apa yang disampaikan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kepada para Shahabat Radhiyallahu ‘Anhum tentang kaifiyah (dalam membaca shalawat) ini setelah mereka menanyakannya, menjadi petunjuk bahwa itu adalah nash shalawat yang paling utama karena beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidaklah memilih bagi dirinya kecuali yang paling mulia dan paling sempurna.” (Fathul Bari: 11/66).

Maka adalah lebih baik apabila lafaz shalawat ini yang diamalkan dalam membaca shalawat untuk Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam , bukan lafaz-lafaz shalawat susunan seseorang, meskipun bukan larangan untuk menyusun bentuk teks shalawat sendiri. Shalawat-shalawat selain yang diajarkan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kadang-kadang tidak terlepas dari kekeliruan, baik dalam pemilihan bahasa, maupun –dan ini yang paling parah– kesalahan dalam aqidah !